REFMAL.ID,-MALRA- Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya (YPKDS) menggelar Case Conferense At Districs Level di Kota Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
Kegiatan yang dilakukan tersebut, bertujuan untuk memvalidasi data penjangkauan Perempuan Pekerja Seks (PPS) di Wilayah Maluku Tenggara itu dilaksanakan selama satu hari di Ballroom Hotel Kimson, Jum’at (21/6/2024).
Evilin Theresa Hutuely selaku Koordinator SSR Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya (YPKDS) Wilayah Maluku saat diwawancarai mengatakan, kegiatan yang tengah dilaksanakan untuk memvalidasi data berkaitan dengan data penjangkauan yang dilakukan selama bulan Februari sampai dengan Mei 2024 di Malra.
Dijelaskan, ada 2 program yang dilaksanakan di Maluku dan khususnya di Kota Ambon itu adalah Perempuan Pekerja Seks dan Human Right. Dan di Maluku Tenggara hanya dilaksanakan panjangkauan perempuan pekerja seks.
Kaitannya dengan kegiatan ini lanjut
Evi, selain kita memvalidasi data untuk mensinkron data yang dicapai dari petugas lapangan dan petugas medis yang mobile, kemudian kita juga menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan.
“Momen ini adalah sebenarnya menjadi momen yang sangat baik untuk bagaimana kita menyatukan presepsi atau cara pandang untuk bisa menyelesaikan tantangan yang terjadi karena pertemuan ini bukan saja dihadiri oleh teman-teman yang berkaitan dengan perempuan pekerja seks tetapi juga dihadirkan oleh instansi terkait,” ucap Evi.
Kaitannya dengan itu, petugas medis sudah melakukan pemeriksaan di Cafe atau Karaoke (Tempat hiburan malam) selama 4 bulan, pemeriksaannya berkaitan dengan pemeriksaan HIV kemudian pemeriksaan IMS, dan jika ketika ditemukan kasus bisa diobati di layanan tersebut.
“Jadi untuk Maluku Tenggara sendiri ada 4 layanan yang bisa diakses, salah satu RSU Karel Sadsuitubun karena di situ merupakan tempat rujukan juga untuk pengobatan HIV dan PMS,” ungkap Evi.
Evi berharap dukungan dari Pemerintah Daerah, karna persoalan menyelesaikan situasi untuk pencegahan penularan HIV ini tidak bisa dilakukan oleh YPKDS maupun Dinas Kesehatan, tetapi harus kerjasama antar stakeholder untuk bisa membantu menurunkan angka penularan HIV di Maluku Tenggara khususnya.
Menurutnya, mungkin selama ini masyarakat Maluku Tenggara atau Kota lain berfikir bahwa kelompok rentan adalah Perempuan Pekerja Seks yang ada di tempat hiburan malam itu beresiko, padahal mereka sering di intervensi kesehatan karna pada saat pemeriksaan mereka hampir semuanya tidak pernah indikasi positif HIV, yang lebih tinggi malah ada pada populasi umum yakni pada pelajar dan mahasiswa.
“Ini harus menjadi perhatian Pemerintah Daerah setempat, dan menjadi perhatian khusus, jadi ketika ada swiping gabungan harus melibatkan Dinas Kesehatan sehingga langsung dilakukan pemeriksaan dan jika ditemukan kasus maka langsung di obati sehingga mencegah sejak dini,” harap Evi.
Untuk diketahui, Case conference yang dilakukan di dukungan dana Global Fund di bawah PR Indonesia AIDS Coalition (IAC) dan SR yayasan Kerti Praja. (RM-07)
Discussion about this post