REFMAL.ID,Ambon – Tidak ada yang tidak mungkin di bingkai politik. Semua hal bisa saja terjadi sepanjang tujuannya satu, mengalahkan rezim arogan dan gagal mengangkat masyarakat (Maluku) dari kubangan kemiskinan. Menjelang kontestasi pemilihan Gubernur Maluku (Gubmal) dan Wakil Gubernur Maluku (Wagubmal) pada 27 November 2024, senyatanya jika berargumentasi di atas kertas, maka masyarakat, terutama kelompok pendukung “rezim status quo” dan para “penjilat”, lebih menjagokan mantan Gubmal periodesasi 2019-2024 Murad Ismail (MI) dan pasanganya Bung Michael Wattimena (BMW) dengan mudah bakal memenangi pemilihan kepala daerah (pilkada) Maluku 2024.
Alasannya, antara lain, yang pertama, selama lima tahun memimpin Maluku (terlepas dari jabatan Kepala Kepolisian Daerah Maluku 2013-2015) MI sudah punya harta melimpah dan punya kekuatan birokrasi yang solid. Apalagi, “anak kesayangan” MI yakni Sadeli Le kini sudah terpilih sebagai Penjabat Gubmal, sekalipun nama Sekretaris Provinsi Maluku itu tidak masuk tiga nama yang diusulkan DPRD Provinsi Maluku ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia.
Adapun tiga nama yang diusulkan DPRD Provinsi Maluku ke Kemendagri RI adalah Mayjen TNI Dominggus Pakel, Jufry Rahman dan Zainal Abidin Rahawarin.
Peran MI sangat krusial di sini karena kedekatannya dengan Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian yang sama-sama punya basic, Korps Bhayangkari.
Alasan kedua, isteri MI, Widya Pratiwi yang terpilih sebagai Anggota DPR RI daerah pemilihan Maluku periode 2024-2029 dengan raihan suara terbanyak (163.315 suara) tentu akan bekerja “all out” (habis-habisan) menopang dan memenangkan suaminya, MI, dengan menggerakan Tim Program Pemberdayaan Keluarga (PKK) di seluruh kabupaten/kota di Maluku dan Kwartir Daerah (Kwarda) Prajamuda Karana (Pramuka) di 11 kabupaten/kota untuk memenangkan MI. Alasan ketiga, bukan tidak mungkin MI bakal didukung penuh korpsnya, apalagi Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Inspektur Jenderal Polisi Lotharia Latif masih dipertahankan sampai saat ini. Sudah lebih kurang 3 tahun Lotharia menjabat Kapolda Maluku. Satu-satunya Kapolda Maluku bukan “putra daerah” yang lama menjabat Kapolda Maluku. Alasan keempat, jika setelah penetapan pasangan Calon Gubernur Maluku (Calgubmal) oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Maluku, ternyata hanya MI yang “datang” (dalam tanda kutip) dari komunitas Muslim, sedangkan ada lebih kurang 2-3 calgubmal dari komunitas Kristen, praktis MI berpeluang besar melanjutkan kepemimpinannya yang dinilai telah gagal membangun Maluku lima tahun sebelumnya, dan alasan kelima, baik lembaga penyelenggara maupun lembaga pengawas pemilihan umum di Maluku mayoritas diisi “orang-orang” yang sangat dekat rezim status quo. Ringkasnya, kelima faktor di atas menjadi alasan-alasan rasional mengapa banyak orang lebih mengunggulkan MI-BMW ketimbang para calon Gubmal maupun calwagubmal lainnya menuju pilkada Maluku 2024.
Alhasil, munncul wacana dari kalangan akar rumput (grass root) yang sengaja menduetkan pasangan Letnan Jenderal (Letjen) Purnawiran Jefry Apoly Rahawarin (JAR) dan Brigadir Jenderal (Marinir) Said Latuconsina (SL) sebagai pasangan bakal calgubmal dan Balon Cawagubmal 2024-2029. Pasangan JAR-SL diyakini mampu mengalahkan MI dan pasangannya dalam satu putaran pemilihan. Tahu saja, JAR dan SL datang dari kosmos politik militer yang solid, tangguh, senyap, tepat dan satu komando. Sedangkan Inspektur Jenderal (Purn) MI datang dari korps Bhayangkari. Apakah perang bintang bakal tersaji di pilkada Maluku 2024, sehingga atmosfer politiknya lebih berwarna, greget, dan bergengsi? Wacana duet JAR-SL hanya dapat dimanifestasikan petinggi PDI Perjuangan, Golongan Karya (Golkar) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sudah menyatakan sikap tidak memberikan rekomendasi ke MI maupun pasangan Cawagubmalnya, BMW.
Diskursus ini sama sekali tidak bermaksud meremehkan keinginan Barnabas Nataniel Orno/BNO (Wakil Gubernur Maluku 2019-2024), Hendrik Lewerissa/HL (Anggota DPR RI dapil Maluku), Febry Calvin Tetelepa/FCT (Deputi I Kantor Staf Presiden) untuk maju berkontestasi di pilkada Maluku 2024.
Sebab, senyatanya BNO, HL dan FCT bukan lawan tangguh atau bukan lawan sepadan bagi MI-BMW.
MI kemungkinan hanya menebar senyum tipis jika lawannya nanti hanya BNO, HL dan FCT berikut pasangan-pasangan mereka. Senyum tipis MI dapat disebut penuh misteri. Mengapa begitu? Spekulasi negatif mengapung di tengah masyarakat Maluku kalau BNO, HL dan FCT diduga sengaja dijadikan “kuda catur” politik untuk mengacaukan basis JAR di komunitas Kristen. Tapi, ada juga spekulasi lain yang menyebutkan keinginan BNO maju berkontestasi di pilkada Maluku 2024 karena “cerai hidup” dengan MI yang telah memilih “isteri” barunya BMW untuk kembali menjadi “Matahari I” di Maluku.
Kalau SL? Spekulasi menyebutkan keinginan SL maju berkontestasi di pilkada Maluku 2024 karena diduga permusuhan (rivalitas) abadi antara HL dan BMW semenjak pemilihan anggota DPR RI 2024-2029.
Kabarnya, HL rela menghabiskan sebagian hartanya hanya untuk menjegal langkah BMW ke Senayan, DPR RI. Dan terbukti langkah catur SL sukses menghadang BMW ke Senayan, Jakarta. “Ini soal gengsi dan rivalitas antara HL dan BMW, sehingga Bung HL ingin maju di pilkada Maluku tahun ini,” ungkap beberapa pendukung HL sebagaimana dikutip referensimaluku.id dari sejumlah percakapan di kafe/kedai kopi di Ambon, Maluku, pekan ini.
Bagaimana dengan FCT? Spekulasi pun bermunculan di tengah khalayak Maluku soal keinginan maju berkontestasi FCT di pilkada Maluku 2024, yakni FCT merupakan bagian dari rezim yang gagal memperjuangkan “Ambon New Port” dan Lumbung Ikan Nasional (LIN). FCT dan MI adalah bagian dari rezim gagal selama 5 tahun dipercayakan rakyat Maluku menjadi pemimpin dan pelayan bagi Negeri Raja-raja ini. Apakah FCT layak disebut calon yang juga didukung MI untuk melawan dan menghancurkan basis JAR? Skenario politik bisa saja mengarah ke sana! Apalagi FCT ngotot memperoleh rekomendasi PDI Perjuangan Maluku. Hal senada didengungkan Abdulah Vanath (AV) yang ingin berpasangan dengan FCT mendaftar di PDI Perjuangan, Partai Hanura, PKB dan Perindo.
Jika menelisik ke belakang, AV sendiri pernah “ditolong” MI saat menjabat Kapolda Maluku. Benang merahnya kian kusut memaparkan alur main politik kuda-kuda catur mematikan raja dan menteri. Kita ikuti saja alur “politik api dalam sekam”. (Tim RM)
Discussion about this post