REFMAL.ID,AMBON,- “Senggama politik” di antara Murad Ismail dan Bodewin Wattimena dikabarkan putus sehari setelah Gubernur Maluku periodesasi 2019-2024 “lengser keprabon” atau turun tahta pada 24 April 2024.
Sentimen politik Murad terhadap Bodewin mengapung vulgar saat peresmian Pasar Mardika, Kota Ambon, Kamis (18/4) di mana Murad justru lebih memberikan “podium kehormatan” ke Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Maluku Sandy Wattimena ketimbang Bodewin yang menjadi penguasa sementara Kota Ambon dua tahun terakhir. Murad sama sekali tidak menghiraukan kehadiran Bodewin saat pengresmian Pasar Mardika. Ada rumor yang berkembang di masyarakat yang menyebutkan Murad kurang simpati lagi ke Bodewin setelah Widya Pratiwi kalah suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di mana Bodewin menggunakan hak pilihnya di situ.
Ada juga isu yang menyebutkan Murad kurang peduli lagi dengan Bodewin karena hubungan baik Bodewin dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maluku Benhur George Watubun. Apalagi Benhur secara tegas mengatakan PDIP terbuka bagi siapa saja calon gubernur kecuali Murad yang dicap sebagai kepala daerah “miskin moral dan etika”.
Beberapa hari sebelum turun tahta Murad sempat mengimbau Bodewin agar tidak mendaftar di PDIP sebagai bakal calon (balon) Walikota Ambon 2024-2029. Lagi-lagi isu berhembus menyebutkan imbauan sekaligus “warning verbal” (peringatan lisan) Murad sama sekali tak digubris Bodewin yang kembali membangun komunikasi rutin dengan Benhur.
Maklum saja, Benhur adalah Ketua DPRD Provinsi Maluku, sedangkan Bodewin menjabat Sekretaris DPRD Provinsi Maluku. Alhasil, awalnya Bodewin masih malu-malu mendaftar di PDIP. Tapi, sehari setelah mantan komandannya lengser, Bodewin resmi mendaftar di PDIP Kota Ambon pada Kamis (25/4).
Publik Maluku tahu, Murad sangat “alergi” PDIP, begitupun sebaliknya.
“Siapa yang daftar di PDIP, itu lawan saya,” ancam Murad kepada bidak-bidak catur politiknya termasuk Bodewin.
Bodewin merupakan satu dari sekian figur terbaik bangsa dan daerah ini yang sudah meneguhkan komitmen diri maju berkontestasi pada pemilihan Walikota (Pilwalkot) Ambon 27 November 2024 mendatang.
Figur terbaik lain, yakni Agus Ririmasse, Jance Wenno, Sandi Wattimena hingga Richard Rahakbauw juga menyatakan tekad serupa.
Proses pengambilan formulir oleh Bodewin dan timnya dilakukan hanya sehari pascaberakhirnya masa jabatan Murad Ismail sebagai Gubernur Maluku Kamis (25/4), bahkan sengaja ditutupi oleh tim Penjaringan DPC PDIP Kota Ambon.
“Belum daftar Ade. Balom,” elak Ketua Tim Penjaringan Balon Walikota-Wakil Walikota Ambon PDI Perjuangan, Domy Pattileuw via pesan WhatsApp, Jum’at (26/4) malam sebagaimana dikutip referensimaluku.id, Senin (29/4).
Namun ketika didesak bahwa informasi pendaftaran Bodewin sengaja “dirahasiakan” internal PDIP Kota Ambon, Pattileuw hanya mengirim emoticon “tertawa” yang diikuti pernyataan meyakinkan. “Nanti tanya beliau jua, hehe,” jelasnya tersenyum.
Ditutupnya informasi pendaftaran Bodewin juga terjadi saat dokumentasi proses pengambilan formulir dari buku tamu diwakilkan kepada tim, Christian J M Louhenapessy, di mana dia juga enggan dishare, meski telah diminta.
Informasi diperoleh menyebut, ditutupnya rapat-rapat pendaftaran Bodewin lantaran dia tidak ingin prosesnya di PDIP terekspos luas dan diketahui publik apalagi awak media.
Sumber lain menyebutkan, jika hal itu bertalian erat pula dengan pernyataan Murad bahwa siapapun yang mendaftar di PDIP, adalah lawannya dalam Pilkada November 2024 mendatang.
Saking penasaran dengan jawaban ngambang Ketua Tim Penjaringan, media ini coba konfirmasi ke elite PDI Perjuangan Kota Ambon perihal kedatangan Bodewin lewat utusannya. Dia akhirnya benarkan informasi tersebut.
“Iya, daftar kemarin (Kamis) siang (25 April-red). Diwakili timnya,” tandasnya, Jum’at (26/4) malam via WhatsApp.
Diketahui, dua tahun menjadi Penjabat Walikota Ambon, Bodewin selalu didukung Murad Ismail selaku Gubernur Maluku saat itu. Hal itu yang membuat Bodewin terkesan tidak terlalu leluasa bergerak di luar “perintah”.
Tidak lagi berkuasanya Murad saat ini, membuat Bodewin “berani” menentang perintah Murad. (RM-03)
Discussion about this post