REFMAL.ID,Ambon –Kampus Politeknik Negeri Ambon (Polnam) di bawah kepemimpinam Daddy Mairuhu dihadapkan berbagai masalah, baik itu kasus korupsi maupun masalah hak-hak mahasiswa.
Sekadar informasi diperkirakan lebih dari seratusan alumni Polnam yang saat ini belum mendapatkan ijazah padahal mereka sudah diwisudakan sejak tahun 2021,2022 dan 2023 lalu. Tidak hanya itu, ratusan mahasiswa lulusan Polnam ini tidak memiliki nomor PIN bahkan ada program studi (PS) yang tidak terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sumber di Polnam Ambon kepada referensimaluku.id mengaku miris sekali melihat dan mencermati persoalan pendidikan yang terjadi di Kampus Polnam. Padahal kampus ini dibilang punya program studi berkompeten yang nyaris setaran kampus lain di Maluku dan bahkan di Kawasan Timur Indonesia.
“Ini tidak lagi persoalan korupsi di kampus Polnam, tapi masalah alumni mahasiswa belum terima ijazah, akibatnya mereka berpotensi tidak bisa ikut tes CPNS tahun 2024 ini,” beber sumber itu menolak namanya disebutkan, Jumat (19/4/2024).
Menurut sumber anonim itu, PS program studi yang tidak terdaftar di PDPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yakni PS Mekanika Minyak dan Gas (Migas). Sedangkan ada sebagian besar mahasiswa yang ijazahnya sampai kini belum diberikan pihak kampus Polnam.
“Bahkan tidak hanya prodi itu.Semua program studi sebagian mahasiswanya tidak memiliki data yang terdaftar di PDPT,” bebernya.
Sumber itu menambahkan, dari masalah ini ada sebagian alumni Polnam yang ingin mencari kerja akhirnya terganjal karena belum mengantongi ijazah. Bahkan mendaftar di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun alumni Polnam tidak diterima karena pihak perusahaan tidak bisa menerima keterangan lulus sebagai syarat.
“Lebih parahnya lagi saat mengurus surat pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja, mereka (alumni Polnam) ditolak karena harus gunakan ijazah asli. Ini sangat prihatin,” imbuhnya.
Dari persoalan ini, lanjut dia, ada orang tua mahasiswa datang ke kampus Polnam untuk mempertanyakam hal tersebut, sayangnya tidak diberikan solusi oleh pihak kampus.
“Mahasiswa yang belum terima ijazah ini bukan hanya korban tidak terima ijazah, tapi bahan praktik juga tidak diterima,” jelasnya.
Sumber itu mengungkapkan lagi, saat ini Direktur Polnam terlalu sibuk dengan kegiatan yang sifatnya semonial, rutin berjalan dinas, sementara masalah krusial seperti ini tidak dihiraukan. Padahal sejatinya masalah ijazah mahasiswa inilah yang harus diutamakan.
“Kalau memang Direktur tidak mampu pimpin kampus lebih baik mundur saja. Perlu disimak bersama, para mahasiswa yang belum terima ijazah itu rata-rata mahasiswa saat kuliah tidak menerima bahan ajar, padahal bahan ajar itu dianggarkan dari dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang kini dalam temuan hukum dan telah menyeret tiga anggota senat Polnam ke kursi pesakitan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Ambon,” bebernya.
Menariknya lagi, untuk masalah anggaran DIPA tahun 2022 itu, ada dua item anggaran tidak dimasukan dalam dakwaan jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri (Kejari) Ambon untuk tiga anggota senat (terdakwa) tersebut. Dua item anggaran itu yakni, anggaran perjalanan dinas Direktur dan kroninya ke luar negeri dan anggaran bahan praktik jurusan akuntansi.
“Nah dua item anggaran ini sengaja jaksa hilangkan dalam dakwaan, agar supaya mau meloloslan peran direktur Polnam. Dugaan ini bisa saja benar, karena sejak awal kasus ini diusut Kejari Ambon, penyidik Kejari Ambon kala itu pernah sampaikan ke wartawan kalau item anggaran itu sudah termasuk dalam anggaran DIPA yang bermasalah. Lalu mengapa item anggaran ini tidak dimasukan dalam dakwaan. Karena itu, jaksa diminta punya antensi dan tidak menghilangkan peran pihak lain, saya pikir itu benang merahnya,” tandas sumber itu.
Sayangnya Direktur Polnam Daddy Mairuhu, ST.,MM dan Ketua Tim Hubungan Masyarakat (Humas) Polnam Paulus Titaley, ST, S.H.,M.H. belum merespons pertanyaan referensimaluku.id via whatsapp, Jumat (19/4/2024) sekira pukul 15.53 WIT hingga berita ini dipublikasikan. (Tim RM)
Discussion about this post