REFMAL,-AMBON-Namanya Wilhem Dominggus Nanlohy, saya memanggilnya Kaka Dony – nama kecil yang jadi sapaan banyak orang.
Memori yang paling saya ingat tentang sosok ini adalah gaya bermain bolanya dengan skill di atas rata rata plus kecepatan dan finishing yang mumpuni. Ia kerap jadi penyerang lubang.
Pertengahan 1995, saat final divisi 2 zona Maluku, gol tunggal Dony jadi penentu kemenangan PSA Ambon atas Persiter Ternate. Laga di stadion Karang Panjang Ambon itu berlangsung keras dan dalam tempo tinggi. Sebelum mencetak gol, Dony sempat ditandu keluar setelah dihajar kiper Wahidin Husain.
Usai partai final itu, Dony kemudian hijrah ke Surabaya. Banyak klub berminat namun Ia memilih Persebaya Surabaya dan bermain bersama Aji Santoso dkk.
Karir sepakbolanya terhenti saat pulang ke Ambon mengikuti test dosen di Universitas Pattimura dan lulus sebagai dosen tetap di Fakultas Tekhnik.
Lebih dari tiga dekade menjauh dari si kulit bundar, kami bertemu Desember tahun 2022 saat orang baik mengundang kami untuk membicarakan pendirian Malut United FC. Sejak saat itu, komunikasi kami tak pernah berhenti.
Saya menganggapnya sebagai Kakak dan senior yang jadi panutan. Sikapnya humble dan tak glamour. Ia pribadi yang taat beribadah dan lebih banyak bersama keluarga.
Dari Kaka Dony, saya banyak belajar tentang sabar dan konsistensi menjaga kepercayaan orang lain. Nyaris setahun kami berdua mengurus “panggung belakang” tim Malut United.
Dengan posisi sebagai COO tim, Ia lebih banyak mengurus urusan internal tim. Komunikasinya sangat cair dan kerap jadi pemberi solusi saat satu dua masalah muncul dalam perjalanan tim.
Saya menulis ini bukan untuk memuji sosoknya, tapi lebih pada sebuah respek dan penghargaan jika sukses Malut United FC bikin sejarah promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia adalah juga bagian dari kerja kerasnya.
Sebagai sesama penggemar brand Adidas, saya berharap kami akan terus bersama mengembangkan dan memajukan sepakbola di Maluku dan Maluku Utara.
Sehari setelah pesta, rasa syukur dan euforia masih ada tetapi kami sangat sadar, kerja besar lainnya telah menunggu. Tantangan di Liga 1 tentu lebih berat. Belum lagi harus menyiapkan tak hanya tim untuk musim 2024 – 2025 tetapi juga jenjang di bawahnya untuk mengikuti Elit Pro Academy.
Danke banyak Kaka Dony. Tuhan berkati kiranya selalu sehat dan bahagia bersama keluarga, Amin/ TOMA. (ASGARSALEH)
Discussion about this post