REFMAL.ID, Ambon – Bupati Maluku Barat Daya Benjamin Thomas Noach (BTN), sepertinya mulai panik alias diduga takut disanksi adat berat oleh pemuka adat masyarakat Tomra, Kecamatan Letti, setelah ‘penguasa angkuh’ dan ‘kejam’ Maluku Barat Daya (MBD) itu mencaci maki dan mengancam Sekretaris Dinas (Sekdis) Perikanan dan Kelautan (DKP) MBD, Onisimus Yoltuwu (OY).
Bahkan dalam ‘kejadian memalukan’ itu mendiang ibunda OY yang sudah lama meninggal dunia pun jadi sasaran “mulut kotor” nan tak beradab dari mantan Wakil Bupati MBD periodesasi 2016-2021 itu. Sebagaimana diberitakan media massa lokal beberapa pekan terakhir ini,
OY termasuk orang tuanya yang sudah meninggal dunia dicaci maki BTN seusai pencoblosan pada pemilu legislatif 14 Februari 2024 lalu di pendopo Bupati MBD di Tiakur, Kecamatan Pulau Moa.
Orang pertama di “bumi Kalwedo” itu geram dan gusar diduga dipengaruhi minuman keras jenis Sopi, diduga kesal karana adik kesayangannya Yanzamora “Yani” Noach yang mencalonkan diri merebut kursi anggota DPRD Provinsi Maluku beserta sejumlah Caleg DPRD MBD dari PDIP, kalah di Desa Tomra, kampung halaman OY.
Di pemilu 2024 OY bersama sejumlah pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) lainnya diduga diperintahkan kerja politik untuk misi pemenangan adik kandung BTN dan Caleg DPRD MBD dari PDIP.
Sesuai informasi yang diperoleh referensimaluku.id sebagaimana dikutip dari DINAMIKAMALUKU.COM, Jumat (8/3/2024), disebutkan disinyalir BTN sengaja menghindar atau “melarikan diri” ke Kota Ambon usai mencaci maki OY dan mendiang ibu kandung OY. BTN baru kembali ke Tiakur, Kamis (7/3/2024). “Saat tiba di Tiakur, BTN diduga memerintahkan pejabat tertentu untuk memanggil OY,”kata sumber media ini, Jumat (8/3/2024) pagi. Awalnya, OY enggan memenuhi panggilan BTN. Namun, Jumat (8/3) sore OY memenuhi panggilan BTN.
“Saat tiba di Pendopo Bupati MBD, BTN langsung mencium dan meminta maaf ke OY. Ketika itu banyak pejabat yang hadir. BTN dan OY kemudian bertemu empat mata di salah satu ruangan Pendopo Bupati MBD sekitar 30 menit. BTN diduga panik karena hampir semua warga MBD di wilayah itu maupun warga MBD dirantau sangat mengecam sikap arogan BTN. Ini sangat berpengaruh di Pilkada MBD berikutnya,”beber sumber tak resmi itu.
Sumber itu mengaku meski BTN telah minta maaf dan minta diatur secara baik-baik agar dirinya tidak kena sanksi adat, namun persoalan adat belum berakhir. “Saudara OY meminta BTN bertemu Kepala Suku Day Tioma di Tiakur, karena sudah menyerahkan persoalan dirinya yang dicaci maki BTN ke keluarga besar Tomra,”sebut sumber itu lagi.
Sementara itu, OY membenarkan informasi jika dirinya dipanggil BTN beberapa kali, namun dia baru memenuhi panggilan pada Jumat (8/3) sore. “Tentu Pak Bupati MBD (BTN) dan saya saling memaafkan sebagai adik dan kakak dalam birokrasi, pasti saling memaafkan. Tapi keluarga besar saya sudah ada. Keluarga sudah tahu dan duduk sikapi. Keluarga sikapi agar harus selesai.
Saya anggap sudah selesai, tapi nanti ketemu kepala suku lalu ketemu keluarga,”kata OY sebagaimana dikutip dari DINAMIKAMALUKU.COM, Jumat (8/3).
“Soal, Bupati MBD (BTN) mengaku salah, dia mengaku, tentu semua orang tahu kalau gestur tubuhnya sudah mengakui pernah mencaci maki saya. Apalagi, mencaci maki orang tua saya yang sudah meninggal. Tapi, saya sudah serahkan ke keluarga besar sehingga saya tidak bisa mrencampuri, “beber OY.
Soal, siapa yang diutus memanggilnya untuk menemui BTN. “Kalau tidak salah Bupati MBD suruh kepala Kesbangpol MBD, Sekda MBD WA dan ajudan menghubungi saya beberapa kali untuk menemui Pak Bupati MBD. Tapi ketika itu saya pulang makan siang. Saya juga tidak balas. Sekitar pukul 16. 15 WIT baru saya ke sana ketemu Pak Bupati MBD,”terang OY.
TOKOH ADAT BERSIKAP
Sementara itu, itu semua lembaga adat di Desa Tomra mulai menggelar rapat untuk menyikapi sikap arogansi BTN. “Tadi malam (Kamis, 7/3/2024) katong sudah pertemuan di “Lutru Unni” bersama semua Saniri dan tokoh masyarakat. Katong semua bersepakat bahwa hari ini (Jumat, 8/3/2024) pertemuan lanjutan di Nenawa yang juga dihadiri oleh saudara OY bersama perwakilan dari Tiakur Bu Tom Ratu juga Jef Makuku,”kata salah satu perwakilan Lembaga Adat Negeri Day Tyoma, Saniri Totneno dari Dai Warat, Neles Septory, ketika menghubungi DINAMIKAMALUKU.COM sebagaimana dikutip media siber ini, Jumat (8/3).
Tak hanya itu, lanjut Septory, sesuai hasil pertemuan “Maran Tipru” dengan perwakilan “Dai Tyoma” di Tiakur melalui Cau Yoklely (Saniri Letyalupnu), disebutkan jika proses pertemuan awal di keluarga khusus Maran Tipru, maka selanjutnya akan dikumpul semua lembaga Adat Negeri Dai Tyoma.
” Om Cau (Yoklely) juga menjelaskan bahwa beberapa hari yang lalu ada perwakilan BTN menemui bapak Tom Ratu (Kepala Suku Day TiomaTiakur) dan beberapa keluarga di Tiakur, namun oleh bapak Tom Ratu, mereka diminta untuk kembali dan utus orang orang yang tepat atau dari Kisar, jangan dari lain tempat,”tutur Septory lagi.
Soal sikapnya terhadap tindakan Bupati MBD, Septory menegaskan perlunya sanksi tegas adat Letti terhadap cacian, makian serta tindakan yang tidak wajar yang dilakukan BTN terhadap OY yang juga Sekdis DKP MBD. “Juga kata-kata yang tidak selayaknya dikeluarkan oleh seorang Pejabat Daerah (Bupati MBD ) terhadan orangtua dari Bapak OY yang sudah lama meninggal dunia, menurut saya, semua tindakan arogan dan tidak beradab ini harus dituntaskan melalui denda Adat yang harus dilakukan di Negeri Dai Tyoma dan “di hadapan semua warga Negeri Tomra,”tegas Septory. (Tim RM)
Discussion about this post