Referensimaluku.id, -Ambon,– Sopir angkot jalur Stain bersitegang dan adu mulut dengan Pj Wali Kota Ambon Bodewyn Wattimena di aksi protes jalan rusak di Puncak Wara, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, Senin (27/11).
Pantauan Referensi Maluku, di lokasi Pj Walikota Ambon Bodewin Wattimena dan Kepala Dinas PUPR Kota Ambon tiba di lokasi sekitar pukul 10:00 WIT.
Pj Walikota Ambon lantas memanggil koordinator aksi yang diketahui sopir angkot bernama Enal. Bodewin lantas memarahi sopir angkot tersebut dan sempat menanyakan surat izin aksi yang menimbulkan kemacetan panjang.
Tak hanya itu, Bodewin juga tak terima dengan spanduk aksi yang bertuliskan Pj Walikota Ambon Bodewyn Wattimena bohongi masyarakat Stain dan Kebun Cengkeh terkait jalan rusak.
Bodewyn mengatakan jalan rusak di kota Ambon, Sudah ada sebelum kepimpinan sebagai Pj Walikota. Malahan disaat dia mulai menjabat jalan rusak mulai diperbaiki.
“Coba tanya Kadis PU sana, gimana prosesnya, jangan anda bertindak sesuka maunya sendiri, ini jalan umum,”ujar Pj Walikota Ambon, Bodewin Wattimena di lokasi aksi, Senin, (27/11).
Ia bilang jalan rusak sepanjang dua puluh meter tersebut sebenarnya sudah dikerjakan namun karena limbah masyarakat yang mengalir ke jalan akibat drainase yang buruk membuat pekerjaan dialihkan ke puncak Gunung Malintang.
“Setelah perbaikan jalan di Gunung malintang baru dipindahkan ke sini, jalan ini sudah dianggarkan,”ucapnya.
Bodewin lantas meminta sopir angkot segera bertemu pemerintah terkait keluhan jalan rusak bukan digelar aksi yang berujung kemacetan.
“Kalau ada aspirasi sampaikan bukan kamu menutup jalan begini, mau bikin malu siapa,”kata Pj Walikota.
Sementara sang sopir Enal bersikeras tetap menggelar aksi sampai semua jalan rusak di jalur kebun cengkeh dan stain diperbaiki. Ia mengatakan aksi tersebut murni tanpa ditunggangi oleh pihak manapun. Pasalnya, aksi tersebut bentuk protes terhadap Pemkot Ambon terkait jalan rusak yang bertahun-tahun tak kunjung diperbaiki.
“Ia benar jalan umum, tapi aksi sejak pagi, kendaraan tidak terganggu, mereka jalan normal-normal saja, tidak juga macet,”ujarnya.
Enal mengatakan ini sebagai bentuk protes jalan rusak dan mereka membawa pohon pisang empat puluh hari yang sudah berbuah dan ditanam di jalan berlubang.
Aksi ini, buntut dari kekecewaan mereka karena berulang kali bertemu pemerintah, dinas terkait hingga anggota dewan terkait perbaikan jalan rusak namun aspirasi tersebut tak pernah digubris.
“Aspirasi sudah saya sampaikan, saya sudah sampaikan ke dewan dan dinas terkait,”tuturnya.
Enak juga mengungkapkan bahwa Dinas PUPR Kota Ambon berjanji akan mengaspal seluruh jalan yang berlubang di sepanjang Kebun Cengkeh dan Stain namun nyatanya hingga saat ini janji yang sudah empat puluh hari tersebut tak kunjung dilunasi.
Padahal, kata dia mereka termasuk warga yang taat pajak seperti pembayaran retribusi terminal Rp100 ribu per bulan dan pembayaran KER mobil Rp300-400 ribu per bulan
Jalan hampir dua puluh meter tersebut mengalami rusak parah akibat drainase yang buruk yang tak kunjung diperbaiki sehingga kerap kali turun hujan jalan tergenangi banjir.
Jalan rusak diklaim kerap kali memakan korban karena banyak kendaraan yang terjatuh akibat melewati jalan rusak. Bahkan, kebanyak penumpang memprotes sopir angkot terkait kepala mereka sering terbentur pegangan besi mobil kala melewati jalan berlubang.
Aksi terlibat cekcok antar Pj Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena dan sopir angkot tak bertahan lama setelah upaya mediasi oleh Dinas PUPR dan sopir angkot menemukan jalan sepakat perbaikan jalan rusak. Arus lalulintas kembali berangsur normal setelah pohon pisang dan ban bekas dievakuasi ke pinggir jalan sekitar pukul 12:00 WIT. (RM-08)
Discussion about this post