Referensimaluku.id,Ambon-Puluhan mahasiswa Universitas Pattimura Ambon yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus Unpatti menggelar demonstrasi menolak hasil pemilihan rektor perguruan tinggi negeri tersebut.
Aksi dipusatkan di depan ruang registrasi Universitas Pattimura Ambon, Selasa (7/11/2023).
Aksi demo tersebut dilakukan setelah pemilihan rektor putaran kedua berlangsung di Aula Rektorat Unpatti.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menuding proses pemilihan rektor Unpatti telah dipenuhi dengan kecurangan dan intervensi politik.
Mahasiswa menduga ada salah satu rektor telah melakukan praktik politik uang.
“Kami menduga kuat ada calon rektor tertentu yang terlibat politik uang dalam suksesi rektor,” teriak Ongen, salah satu mahasiswa dalam orasinya.
Mahasiswa menuding ada tim dari calon rektor tertentu yang telah menyetor uang ke Kementrian Pendidikan hingga mencapai Rp 26 miliar demi memenangkan pemilihan rektor.
Mereka juga menuding Rektor Unpatti ikut terlibat dalam praktik politik uang tersebut.
“Kami mendapat informasi bahwa diduga Rektor Unpatti saat ini telah membawa uang Rp 26 miliar untuk disetor ke pusat demi memenangkan calonnya,” teriak mahasiswa.
Mahasiswa mengungkapkan uang puluhan miliar yang disetor ke kementrian itu diambil dari dana remunerasi milik dosen dan pegawai yang selama ini mengendap di Bank Tabungan Negara (BTN).
“Ada Rp 20 miliar yang diambil dari BTN itu uang para dosen dan pegawai dan sisanya ditambah kemudian disetor ke jakarta,” tuding mahasiswa.
Menurut mahasiswa politik uang dalam dunia akademik sangat bertentangan dengan logika atau akal sehat dan hal itu sangat tidak dibenarkan.
Mereka pun menduga perwakilan kementrian yang ikut dalam proses pemilihan rektor putaran kedua juga telah menikmati hasil sogok dari calon rektor tertentu.
“Ini sudah mencederai demokrasi di kampus. Kami minta agar hasil pemilihan rektor Unpatti dibatalkan karena cacat dan curang,” desak mahasiswa.
Mahasiswa lantas mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) dan juga Kejaksaan Tinggi Maluku agar segera menyelidiki penyimpangan anggaran negara yang terjadi saat berlangsungnya proses pemilihan rektor Unpatti.
“Kami minta KPK dan Kejati Maluku segera mengusut penggunaan uang negara dalam masalah ini. Harus segera diusut sampai tuntas dan dari sini bisa dijadikan pintu masuk untuk mengusut sejumlah kasus korupsi lainnya,” desak mahasiswa.
Dalam aksi itu, para mahasiswa ikut membakar ban bekas tepat di pintu masuk ruang registrasi Unpatti Ambon.
Mereka mengancam akan kembali melakukan aksi yang sama pada Rabu (8/11) besok.
“Demi menegakkan kebenaran dan keadilan, besok aksi ini akan kita lanjutkan dengan massa yang lebih besar lagi,” ancam mahasiswa.
Untuk diketahui pada pemilihan rektor putaran kedua yang berlangsung di Aula Rektorat Universitas Pattimura Ambon, Prof. Fredy Leiwakabessy unggul dengan 66 suara.
Sedangkan Prof. Dr. Izaak Hendrik Wenno meraih 27 suara dan Prof. Dr. Yusuf Madubun memperoleh 16 suara. (RM-04)
Discussion about this post