Referensimaluku.id.Ambon — Tokoh – tokoh Jazirah Leihitu mengencam oknum – oknum yang membuat narasi provokasi di sosial media (Sosmed) terkait dengan masalah internal partai PDIP di mana perpindahan Widya Pratiwi Murad Ismail dari Partai PDIP ke partai Amanat Nasional (PAN)
Hal ini di sampaikan melalui pernyataan sikap terkait persoalan yang menurut mereka itu adalah hak politik ibu Widya Pratiwi Murad Ismail. Selaku anak Jazirah kita harus katakan bahwa urusan politik kami tidak mencampuri, itu adalah hak beliau, di partai manapun beliau bersandar
Tokoh Jazirah, Nasir Samal, mengatakan bahwa dengan kondisi yang sekarang ramai di sosial media (Medsos) terkait dengan WPM sendiri Kami selaku anak Jazirah merasa terpanggil merasa tidak enak terhadap oknum – oknum yang menyampaikan hal-hal tidak wajar kepada WPM, kata Nazir Samal kepada Referensimaluku.id, dalam konfrensi pers, Kamis (11/5/2023).
Olehnya itu saya selaku anak Jazirah Leihitu sangat merasa tersinggung, sehingga hari ini kami para anak – anak Jazirah berkumpul di Caffe Teluk Indah ini untuk menggkanter masalah ini. Masalah perpindahan WPM dari partai PDIP ke partai PAN itu bukan urusan kami anak Jazirah, tapi itu adalah hak WPM. Olehnya itu untuk di ketahui teman – teman semua bahwa keputusan beliau adalah hak politiknya, tetapi apa bila ada orang menghianati beliau maka kami akan terpanggil, dan apa bila kalau ada lagi yang membuat memanas – manaskan kondisi ini maka kami akan membuat perhitungan dan kami tidak main – main, tegas Samal.
“Olehnya itu kami menghimbau kepada oknum – oknum pengurus partai PDIP maupun masyarakat luas agar jangan menghianati beliau, beliau sudah berbuat untuk Maluku, namun tidak nampak saja, beliau meberikan sesuatu tidak harus di ketahui oleh kalian, atau kah beliau berikan harus kalian ketahui, oh tidak bisa begitu. Bersyukurlah dengan beliau punya kinerja yang selama ini”.
Sementara, tokoh perempuan Jazirah Leihitu, Kuraisin Laitupa mengatakan, kondisi yang terjadi di sosial media ( Sosmed) beberapa hari ini yang di lakukan oleh oknum – oknum terhadap Pak Murad Ismail itu sangat tidak etis dan tidak bagus, membuat kami perempuan Jazirah merasa tersinggung.
“Kami sangat menentang tindakan itu, karena itu sudah menghianati Pak Murad Ismail. Kami perempuan Jazirah akan selalu bersama beliau sampai di akhir masa jabatan, karena kebanggan masyarakat Maluku khususnya masyarakat Jazirah karena Pak MI adalah putra terbaik Maluku yang juga mantan komandan Brimob”, ujar Kuraisin.
Banyak hal yang telah di buat Pak MI untuk Maluku, tetapi masyarakat selalu melihat dari sikap dalam penyampaian tidak berkenang tetapi itulah kita manusia yang tidak luput dari kehilafan
Lebih lanjut Kuraisin, terkait dengan pemindahan ibu Widya Pratiwi Murad Ismail ke partai PAN itu bukanlah menjadi satu keburukan di mata masyarakat, hanya beberapa kelompok kepentingan yang selalu membicrakan dan memanfaatkan kondisi ini
Segala keputusan yang di ambel WPM itu sudah berpikir matang – matang dan beresiko ketika di ambel itu adalah haknya beliau, tugas kami selaku tokoh perempuan Jazirah selalu terdepan untuk mengawal akhir jabatan Pak MI.
Lebih lanjut Referensimaluku.id menghubungi Ketua DPW PAN Provinsi Maluku, Wahid Laitupa untuk mendapatkan penjelasan resmi terkait dengan pemindahan Widya Pratiwi Murad Ismail, mengatakan bahwa, soal partai orang itu ngka ada urusan dengan saya. Saya Ketua DPW PAN tidak ada urusan dengan PDIP dan masing – masing mengatur ritme organisasinya tersendiri.
Kemudian Pak Gubernur Maluku Murad Ismail saat ini di bebaskan dari tugasnya dan kemudian nantinya bisa di lepaskan dari Ketua DPD PDIP yang sudah di lepaskan dari Ketua DPD PDIP itu urusan internal PDIP.
Sebagai Ketua DPW PAN Maluku tetap menghormati sikap PDIP, akan tetapi yang di sampaikan oleh beberapa tokoh Jazirah itu memang tentu saya selaku Ketua DPW tetap melekat orang Jazirah, dan itu sangat melekat.
Karena itu sebagai orang Jazirah juga kita memandang Gubernur Maluku ini adalah milik orang Maluku tetapi Gubernur Maluku ini adalah aikon orang Jazirah. Karena itulah berbagai komentar di sosial media yang berkembang tentu ini harus di waspadai, pasalnya persoalan politik tidak terlepas dari persoalan emosional, persoalan emosional itu bisa mempengaruhi persoalan politik, ungkapnya.
Sehingga hari ini tokoh – tokoh Jazirah ada yang satu dua orang yang merespon terkait dengan persoalan Pak Gubernur Maluku yang lagi di bully oleh beberapa oknum -oknum kader partai PDIP yang begitu viral di mana – mana, terkait bahasa yang begitu tidak sepantasnya di keluarkan, dan itu adalah narasi – narasi yang bersifat profokasi. Tentu kita harapkan sebagai politisi dan sebagai Pempinan partai mengharapkan untuk tetap kita mengkedepankan kerja sama antara partai yang baik, silaturahmi antar partai yang baik, menjaga Maluku lebih baik kedepan dan damai.
Hal – hal soal bergeseran politik itu menjadi bagian yang anggap mempengaruhi psikologi kita itu tidak boleh, karena itu sesuatu yang dinamis saja. Selaku Ketua DPW PAN berharap kepada teman – teman di Jazirah untuk mengahargai proses ini,karena memang ini adalah urusan internal PDIP bukan urusan organisasi paguyuban dan lainnya, tetapi mungkin mereka juga sering sedikit berbicara itu karena memang mereka ketahui bahwa ada oknum-oknum yang latar belakang mereka mungkin diduga anggota PDIP yang punya narasi-narasi yang tidak sehat terusnya dibuang di sosial media, dan inilah membuat kekecewaan tokoh – tokoh Jazirah, tutup Laitupa.
Discussion about this post