Referensimaluku.id,Ambon-Pendapat Guru Besar Olahraga Universitas Pattimura, Profesor Alber Fenanlampir, M.Pd.,AIFO jika Pekan Olahraga Provinsi Maluku (Popmal) IV, 17-27 November 2022, tak ada pengaruhnya bagi persiapan Maluku ke babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2023 dan PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) terbukti saat ini.
Bahkan peringatan Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unpatti ini jika perhelatan Popmal IV 2022 dapat menyampingkan agenda-agenda krusial olahraga, seperti kejuaraan-kejuaraan, turnamen-turnamen, kursus-kursus wasit, juri dan pelatih hingga Pra PON 2023 dan PON XXI 2024 bertuah dan menampakkan kesaktiannya kini.
Boleh dikata Popmal IV sangat “membawa sial” bagi Maluku. Olahraga Maluku kini terbaring kritis menyusul terancamnya Maluku tak dapat berpartisipasi di Pra PON 2023 dan PON XXI 2024 Aceh dan Sumut. “Bagi saya Popmal IV tak hanya bawa sial, tapi mubazir karena buang-buang anggaran tanpa hasil positif,” tegas pengamat olahraga Maluku, Herman Siamiloy kepada referensimaluku.id di Ambon, Rabu (10/5).
Anggaran Popmal IV 2022 dikabarkan mencapai Rp. 8 Miliar lebih. Di PON XVII 2008, kepengurusan KONI Maluku saat itu (masa bakti 2004-2008) hanya menggunakan anggaran sebesar Rp. 7,5 Miliar, sedangkan di PON XVIII 2012 Riau giliran pengurus KONI Maluku saat itu (2008-2012) hanya menggunakan dana sebesar Rp. 6,5 Miliar untuk membiayai seluruh kebutuhan kontingen Maluku.”Rp. 8 Miliar yang dialokasikan bagi Popmal IV 2022 itu bukan dana yang kecil. Masalahnya dana itu dihabiskan hanya untuk momentum hura-hura oknum-oknum pejabat daerah ini, karena sesuai pemberitaan yang saya baca menyebutkan sampai sekarang KONI Maluku dan Dinas Pemuda dan Olahraga Maluku belum dapat membayar honor panitia cabang olahraga dan honor technical delegate atau delegasi teknik Popmal IV 2022.
Biaya keamanan pun saya dapat informasi juga belum dibayar Panitia Besar Popmal IV 2022,” bebernya prihatin. Herman mengutarakan Popmal IV 2022 juga membawa dampak domino negatif bagi sebagian besar kontestan atau peserta dari 11 kota/kabupaten karena sampai saat ini ada kontestan-kontestan yang belum sanggup membayar bonus atlet dan pelatih.
“Untuk apa menggelar Popmal IV 2022 kalau akhirnya mematikan prestasi olahraga Maluku dan menghamburkan uang daerah untuk sekadar pencitraan politik murahan para pejabat di Maluku,” ketus pegiat antikorupsi Maluku ini. (RM-03)
Discussion about this post