Referensimaluku.id.Ambon-Di setiap perhelatan multievent olahraga, entah itu Olimpiade, Asian Games, Sea Games, maupun Pekan Olahraga Nasional (PON), sepakbola adalah cabang yang dipertandingkan di laga pembukaan dan agenda penutupan multievent olahraga dimaksud.
Lucunya, pada multievent olahraga lokal selevel Pekan Olahraga Provinsi Maluku (Popmal) IV, 17-27 November 2022, sepakbola menjadi salah satu cabor prioritas Maluku yang tak dipertandingkan panitia Popmal IV 2022. “Sepakbola itu cabang olahraga merakyat dan mendunia. Sepakbola selalu menjadi cabang pembuka dan penutup multievent olahraga tersebut .
Oleh karena itu, sangat lucu kalau di Popmal IV 2022 tidak ada atau tidak dipertandingkan sepakbola, padahal di Popmal I 2007, Popmal II 2009 dan Popmal III 2011 ada cabang sepakbola. Panpel Popmal IV 2022 memang layak disebut abal-abal sekali,” kecam pengamat olahraga sekaligus praktisi olahraga Maluku Heygel Tengens kepada referensimaluku.id via WhatsApp, Kamis (17/11/2022).
Heygel menyebutkan keamanan (sekuritas) bukan menjadi alasan krusial tidak dipertandingkannya sepakbola di Popmal IV 2022. “Kalau untuk alasan keamanan itu tidak masuk akal. Sebab ada lapangan sepakbola di Kompi A dan Kompi B Yonif 733 Waiheru atau Lapangan Sepakbola TNI-AL di Halong. Mungkin saja panitia mengalokasikan anggaran keamanan sangat besar sehingga usulan mereka itu ditolak KONI Provinsi Maluku,” duga mantan pelatih pelajar Maluku di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 1993 Bandung (Jawa Barat), Popnas 1995 Surabaya (Jawa Timur), Popnas 1997 Semarang (Jawa Tengah) dan Arafura Youth Games 1994 Menado (Sulawesi Utara).
Heygel mempertanyakan untuk apa anggaran besar dicurahkan untuk Popmal IV sementara cabang-cabang prioritas, seperti dayung, muaythai, anggar dan sepakbola tidak diperlombakan dan dipertandingkan. Sedangkan cabor-cabor yang tidak pernah membawa pulang medali untuk Maluku di setiap event PON, seperti renang, bola basket, dan bola voli dipertandingkan dan diperlombakan di Popmal IV.
“Itu artinya, Popmal IV hanya tujuannya untuk hura-hura dan sarana politik. Popmal IV digelar bukan untuk alasan prestasi,” tuding mantan Direktur Utama Sekolah Sepakbola (SSB) Amboina itu. Heygel menjelaskan semarak atau tidaknya sebuah perhelatan multievent olahraga macam Popmal IV 2022 relatif sangat dipengaruhi ada tidaknya cabang sepakbola.
“Sudah menjadi sebuah fakta umum bahwa sepakbola adalah cabang yang menghidupkan multievent olahraga di tingkat internasional, nasional hingga lokal. Kalau dayung misalnya tidak diperlombakan di Popmal IV karena alasan kepengurusan dayung belum lengkap di 11 kabupaten dan kota di Maluku, maka hal itu tidak berlaku untuk sepakbola yang dibina dan dikembangkan serta pengurusnya ada di seluruh wilayah Maluku. Kacau juga pemikiran pengurus KONI Provinsi Maluku. Ini memang sindiran masyarakat karena pengurus KONI Provinsi Maluku kali ini dihuni para politisi dan bukan diperkuat teknokrat olahraga maupun praktisi olahraga yang rekam jejaknya sangat mumpuni dan sudah teruji,” sebut mantan penjaga gawang Bintang Timur Ambon dekade 1980an.
Heygel sendiri merupakan mantan penjaga gawang Persatuan Sepakbola Ambon (PSA) yang pernah mewakili Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku dalam turnamen sepakbola di Makassar, Sulawesi Selatan, dekade 1980an. Informasi yang dihimpun media online ini menyebutkan anggaran yang diusulkan untuk cabor sepakbola berkisar Rp 3 miliar. (RM-03)
Discussion about this post