Referensimaluku.id.Ambon-Ketua Dewan Pembina Pengurus Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Kota Ambon Yusuf Wally menilai pernyataan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Maluku Sandy Wattimena terkait pengiriman atlet pencat silat ke Pra Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2022 Wilayah V di Palu, Sulawesi Tengah, tidak berbasis data dan hanya menerima laporan sepihak dari pengurus IPSI setempat.
“Dari awal teman-teman evaluasi nama-nama yang ditunjukkan oleh Dispora Maluku itu menjadi permasalahan. Awal mula kita pikir bahwa tidak ada pengiriman atlet ke Pra Popnas 2022 di Palu, tapi ternyata setelah pekan lalu, tiba – tiba dimunculkan di sosial media, foto enam atlet pencak silat dengan pakaian khas Maluku yang akan berangkat ke pra Popnas di Wilayah V di Palu. Nah, itu yang menjadi problemnya. Artinya, saya minta Kadispora Maluku jangan asal bicara kalau tidak punya data valid,” tekan Wally kepada referensimaluku.id di Ambon, Sabtu (12/11/2022).
“Awal mula masalah ini yakni pada saat anak didik Ketua IPSI Kota Ambon (Hendra Abu Bakar) yang menang di kelas A justru yang berangkat malah orang lain yang kalah di kelas B. Nah, yang kalah di kelas B sengaja diturunkan di kelas A untuk mewakili Maluku di Pra Popnas 2022, padahal dia itu tidak mengikuti Gubernur Maluku Cup 2022. Dia hanya ikut Walikota Ambon Cup tapi kalah. Jadi ini namanya Nepotisme, karena Ketua IPSI Maluku (Jalaludin Salampessy) itu dari perguruan yang sama dari atlet-atlet yang dikirim ke Pra Popnas.
Yang fatal kembali hari kemarin kita tidak sempat ungkit, ternyata adalah ketua Binpres IPSI Maluku (Sofyan Marasabessy) juga dipercayakan turun sebagai pelatih mendampingi enam atlet pencak silat Maluku di Pra Popnas 2022.Apakah itu wajar seorang Ketua Binpres turun sebagai pelatih. Seharusnya kan para pelatih dipanggil mendampingi para atlet,sebab ini ajang adu fisik. Syukur – syukur anak-anak tidak cedera, tapi kalau cedera misalnya patah kaki atau patah tangan maka siapa yang harus bertanggung jawab”.
“Dan bukan cuma masalah itu. Di tingkat Nasional pasti kita menjadi orang yang paling malu di antara daerah-daerah lain yang pencak silatnya maju di Nusantara ini, padahal IPSI Kota Ambon sudah sering menggelar turnamen setiap 3 bulan sekali”.
“Karena itu jika Kadispora Maluku tidak tahu masalah ini, jangan asal bicara. Jangan asal bicara seakan – akan umur anak usia tahun 2005 sebagai syaratnya. Kalau saya mau buktikan Nazwah Ari Suneth lahir pada 15 April 2006, kemudian Salsa Rumarubun lahir 15 September 2005, dan Fahtir lahir Agustus 2005 yang layak ke Pra Popnas 2022 tapi dijegal orang-orang tertentu di IPSI Maluku . Lalu alasan Kadispora Maluku mengatakan.seakan – akan usia atlet itu sudah sesuai data darimana.
Kalau saya jadi Gubernur Maluku saya pecat saja. Masak sekalas Kadispora ngomong seperti itu. Tujuan visi misi kita semua sama yaitu pengembangan olahraga dan orang yang mengembangkan olahraga ini orang – orang gila saja yang mau berkorban mengembangkan olahraga. Tapi di dalam ini ada pihak-pihak tertentu yang sengaja memakai ini sebagai lobi proyek untuk kepentingan mereka. Apalagi ketua binpres dia menjadi pelatih mendampingi atlet di kejuaraan yang sudah berlansung. Saya baru dengar kabar kalau lima atlet silat Maluku kalah di babak penyisihan dan cuma satu yang masuk di babak kedua, tapi juga kalah. Lalu apa yang diharapkan dari semua ini”.
“Saya sudah minta Ketua IPSI Kota dan IPSI Provinsi Maluku untuk mengumpulkan data kalau memang pernyataan Kadispora Maluku itu ada dasarnya bahwa semua data itu dari IPSI Maluku.
Kalau pernyataan itu benar silahkan, tapi kalau itu tidak benar maka kadispora Maluku perlu bertanggung jawab. Jadi saya menyuruh pengurus IPSI Kota Ambon dan pengurus IPSI Maluku untuk mendata seluruh anak – anak yang diloloskan ke Pra Popnas Palu. Alasannya,
Pertama, karena pencak silat ini olahraga adu fisik, dan kedua, anak – anak sudah tahu dan ini anak – anak semua usia sekolah. Masah sih orang yang tidak Ikut Gubernur Cup diikutkan ke Pra Popnas 2022,” kecam Wally. (RM-04).
Discussion about this post