Referensimaluku.id.Ambon-Sebagai bagian penting dari personel-personel tangguh dan berkapasitas dalam kepengurusan Komite Olahraga Nasional (KONI) Provinsi Maluku yang sukses membuat dan menyelenggarakan Pekan Olahraga Provinsi Maluku (Popmal) I 2007 di Kota Ambon, Profesor Dr.Alberthus Fenanlampir, M.Pd, AIFO angkat bicara soal rencana perhelatan Popmal IV di Kota Ambon pada 17-27 November 2022.
“Pertanyaan penting yang ingin saya ajukan adalah Popmal IV ini tujuannya untuk apa. Kalau berdasarkan pengalaman dibanding sekarang yang satu bulan, dua bulan dan tiga bulan setelah dilantik tiba-tiba ingin bikin Popmal IV, tentu berbeda sekalipun hal itu merupakan produk dari Musorprov (Musyawarah Olahraga Provinsi) KONI Maluku, akan tetapi yang harus dilihat di sini tujuan utama Popmal IV ini apa,” urai Fenanlampir kepada referensimaluku.id di Ambon, Kamis (3/11/2022).
Guru besar olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura (Unpatti) ini menyebutkan tujuan Popmal seyogianya bertumpu pada tiga hal, yakni festival, prestasi dan politik.
“Kalau tujuannya festival, maka silahkan libatkan seluruh anggota KONI di seluruh kabupaten dan kota di Maluku. Kalau dulu syaratnya harus tiga anggota di kabupaten dan kota dan sekarang syaratnya harus enam anggota di kabupaten dan kota, tapi karena bukan prestasi yang jadi tujuannya maka seluruh anggota KONI Maluku harus dilibatkan memeriahkan Popmal IV,” paparnya.
“Kalau tujuannya untuk prestasi, maka jangan hanya bersandar pada orang-orang yang memiliki kriteria, akan tetapi yang utama dilihat adalah cabor-cabor yang berpeluang lolos ke Pekan Olahraga Nasional dan berprestasi di PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara. Cabang dayung misalnya, merupakan cabor yang selalu nendulang medali di PON. Nah, kalau lihat dari syarat keanggotaannya, maka dayung tidak bisa dilombakan di Popmal IV hanya karena cabang ini cabang mahal dan hanya dibina di Kota Ambon.
Olehnya itu, harus kan ada “the spesialist” atau perlakuan khusus, sehingga cabor-cabor unggulan Maluku bisa dilombakan atau dipertandingkan di Popmal IV,” ulasnya. “Kalau ini tujuannya untuk politik berkenaan dengan tahun politik, maka bikin saja tak perlu melihat warna merah, biru, kuning, putih dan warna-warna lainya, dan tak usah pikir prestasi yang penting terpenuhi tujuan politik tersebut,” timpalnya. Fenanlampir mengemukakan jika tujuan Popmal IV adalah prestasi maka perlu dipasang rambu-rambu mengingat KONI Provinsi Maluku memiliki tanggung jawab melakukan pembinaan selama setahun ke depan menuju PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara.
“Perlu ada rambu-rambu jika memang tujuan popmal IV ini untuk prestasi, sebab pasti akan muncul masalah-masalah baru selepas Popmal IV,” ucapnya. Fenanlampir menjelaskan jika merujuk pada prestasi setiap cabor di PON, praktis akan muncul masalah baru di mana cabor-cabor yang belum pernah dan mungkin jarang berprestasi di PON tapi dipertandingkan dan dilombakan di Popmal IV akan menuntut keadilan ke pengurus KONI Provinsi Maluku terkait pembentukan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON XXI Maluku.
“Kalau atletik memang benar dan perlu masuk pelatda karena ini cabor prioritas KONI Provinsi Maluku. Atletik ini kan cabor terukur di mana limit waktu PON menjadi parameter penilaiannya, tapi bagaimana dengan bola voli yang semua orang tahu prestasinya selama ini di Pra PON. Yah, mungkin bisa lolos wilayah akan tetapi belum dapat menjadi ukuran lolos PON dan berprestasi di PON. Masalah baru yang akan muncul adalah ketika seluruh cabor prioritas dimasukan ke dalam Pelatda PON XXI meski tak diikutkan di Popmal IV, dan tidak semua cabor-cabor yang dialokasikan di Popmal IV dimasukan ke Pelatda PON XXI. Tentu muncul kecemburuan dan seluruh cabor di Popmal IV pasti akan menuntut keadilan ke pengurus KONI Provinsi Maluku,” pungkasnya. (RM-03)
Discussion about this post