Oleh : Dr. M.J.Latuconsina, S.IP, MA
Pemerhati Sosial, Politik&Ekonomi
Referensi Maluku.id,-Ambon- “Waktu sering kali dianiaya dengan menuduhnya ‘tak ada’ padahal sebenarnya ia hadir, hanya saja kita tidak mau menemuinya.” (Muhammad Quraish Shihab).
***
Kisah ini bermula tatkala menjelang tiba sholat di sebuah masjid di kota ini, nampak disisi ujung paling kanan bagian depan pada shaf jamaah masjid itu terlihat sebuah kursi kayuh lusuh ada disana.
Membuat saya penasaran lantas bertanya dalam hati apa fungsi kursi lusuh yang berada di posisi itu ?. Dugaan saya mungkin saja para takmir masjid setempat memfungsikan kursi tua itu untuk menaruh sound system.
Biasanya sound system yang terintegrasi dengan mic digunakan untuk mengumandangkan azan, iqamah, imam memimpin sholat, khotbah qatib dan pengumuman dari takmir masjid menyangkut dengan laporan keuangan, berita duka serta berbagai pengumuman penting lainnya kepada para jamaah.
Ternyata dugaan saya meleset, menjelang tiba waktunya sholat datanglah seorang bapak yang sudah sepuh, dengan postur tubuh yang sudah semakin bungkuk, ia jalan tertatih-tatih dengan menggunakan tongkat menuju kursi tua yang terparkir disana.
Lantas ia duduk sambil menunggu waktunya sholat tiba, untuk menunaikan sholat. Tiap waktu sholat tiba kursi itu selalu bertuan, pertanda sang bapak yang sudah tua rentah itu selalu hadir untuk menghadap Sang Khalik guna menunaikan sholat.
Sesuatu yang berbanding terbalik dengan mereka yang masih lebih muda dan kuat secara fisik dari bapak itu, tapi sering kali lalai menunaikan kewajiban sholat. Sementara daftar dosa mereka semakin memanjang dan amal ibadah berupa sholat defisit.
Ada rasa prihatin yang mendalam lantaran kita dengan usia yang masih muda dan kuat secara fisik, namun tidak intens melakukan sholat layaknya orang tua sepuh itu. Kadang dengan sengaja lalai lantas berpikir nanti saja ditunaikan sholatnya di lain waktu.
Rupanya rutinitas duniawi yang kemudian sering kali membuat kita lalai menunaikan sholat. Padahal ditengah kesibukan itu mestinya kita dapat menyempatkan waktu untuk melaksanakan sholat. Pasalnya peluang itu sangat terbuka lebar, dimana dan kapan pun.
Mengapa tidak sekarang saat kita masih mudah, dan kuat secara fisik intens menunaikan perintah Sang Khalik. Jangan lagi kita menunggu sudah jompoh baru kita sholat atau sudah wafat baru disholatkan.
Bukankah Allah SWT telah mengingatkan kita tentang pentingnya waktu, sebagaimana firman-Nya dalam Qs. al-Ashr: 12 : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”.
Begitu pula dalam Qs. al-Lail: 1-2 : “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang”. Serta dalam Qs. adh-Dhuha: 1-2 : “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)”. (*)
Discussion about this post