Referensimaluku.id.Ambon- Tak sedikit nada pesimistik khalayak olahraga lokal di balik rencana pengurus KONI Provinsi Maluku menggelar Pekan Olahraga Provinsi Maluku (Popmal) IV pada November 2022.
Apalagi pada event olahraga Akbar provinsi Maluku akan mempertandingkan atau memperlombakan sedikitnya 18 cabang olahraga sebagai persiapan atau cikal bakal perekrutan atlet-atlet ke Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2023 dan PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara. Popmal IV tak lebih diistilahkan program buat “mie instan” ala pengurus KONI Provinsi Maluku untuk disajikan ke khalayak olahraga lokal.
Pasalnya, hingga kini belum ada maskot Popmal IV, belum dibahas total anggaran Popmal IV dengan pihak DPRD Provinsi Maluku, belum disiapkan venue-venue perlombaan dan pertandingan yang layak digunakan dan banyak hal-hal teknis lainnya yang tidak mudah dipecahkan hanya dalam sekejap.
“Mungkin untuk cabang bela diri, seperti karate, tinju,taekwondo, judo, muaythai, dan wushu tidak bermasalah karena ada Sport Hall di Karpan dan GOR Universitas Pattimura di Poka, tapi bagaimana dengan venue atletik yang meliputi lari, lompat dan lempar dengan kondisi Stadion Mandala Remaja di Karpan yang perlu direhabilitasi lintasan dan lainnya.
Apa bisa direhabilitasi dalam jangka waktu 3 bulan ke depan ini, omong kosong. Ini belum termasuk venue dayung dan venue lain-lain yang perlu disiapkan lebih awal,” ujar pengamat olahraga Maluku Rony Samloy di Ambon, Rabu (13/7/2022).
Menurut dia, pelaksanaan Popmal IV harus tetap mengacu pada trisukses, yakni sukses partisipasi, sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi. “Dengan adanya kebijakan recofusing anggaran Covid-19 di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Indonesia, apakah pemerintah daerah di 11 kota dan kabupaten mampu menyiapkan anggaran besar untuk memobilisasi kontingen ke Kota Ambon.
Belum tentu juga. Kota Ambon yang menjadi tuan rumah saja akan kesulitan mengalokasikan anggaran untuk Popmal IV di tengah bidikan Komisi Pemberantasan Korupsi setelah penahanan Walikota Ambon pak Richard Louhenapessy pada beberapa waktu lalu, apalagi bicara kesiapan dan keikutsertaan kontingen dari 10 kota dan kabupaten lain di Maluku,” paparnya pesimis.
Untuk penyelenggaraan Popmal IV, lanjut Samloy, apakah sumber daya wasit dan juri di 18 cabor yang akan dipertandingkan dan diperlombakan sudah disiapkan sejak kini ataukah belum oleh 18 pengurus provinsi cabor terkait. “Kualitas wasit dan juri ikut menentukan sukses prestasi. Tanpa trisukses maka Popmal IV tak lebih dari sekadar guyonan politik di ranah olahraga,” kata dia.
Samloy mengutarakan jika persiapan Popmal IV sudah disiapkan 2-3 tahun sebelumnya, maka khalayak olahraga lokal tidak bakalan skeptis. “Tapi ini tiba-tiba seperti bikin arena sulap. Bikin Popmal IV ini tak sekadar bangun tidur lalu bermimpi bikin panggung kampanye calon kepala desa. Tentu butuh persiapan matang dan dukungan banyak stakeholder. Ini juga bukan bicara masak sarimi cepat untuk disajikan ke kaum terlantar,” kunci dia. (RM-04)
Discussion about this post