Oleh : Dr. M.J. Latuconsina, SIP, MA
Pemerhati Sosial,Ekonomi&Politik
Referensi Maluku.id,-Ambon-Bak ungkapan Siddhārtha Gautama, seorang guru spiritual dari wilayah timur laut India yang juga pendiri Agama Buddha bahwa, “aku tidak percaya pada sebuah takdir yang didapatkan manusia bagaimanapun mereka berlaku, tapi aku percaya pada sebuah takdir yang didapatkan manusia dengan bertindak”. Ungkapan itu tak berbeda jauh dengan takdir yang dialami Narendra Damodardas Modi Perdana Menteri Indie ke-14. Sukses yang dialaminya, tak luput dari tindakan-tindakan positifnya, dengan bekerja gigih hingga meraih sukses dikemudian hari.
***
Terlepas dai itu, kadang hidup sesorang adalah proses evolusi panjang, dari menjadi kaum papah hingga menjadi kaum berkecukupan. Fenomena evolusi itu ditemui pada Modi. Ia pada masa kecil ia suka membantu sang ayah berjualan teh pada stasiun Kota Vadnagar, di negara bagian Gujarat India. Hingga dewasa ia menempuh pendidikan dan usai menempuh pendidikan, ia pun terjun dalam pentas politik di negeri Hindustan itu. Dari penjual teh pada stasiun Kota Vadnagar, ia pun sukses mengemban jabatan PM India ke-14.
Modi lahir pada 17 September 1950 di Kota Vadnagar, di negara bagian Gujarat India, ia berasal dari keluarga miskin. Di masa kecil, Modi hidup dalam kemiskinan. Bahkan, keluarga Modi kala itu berada pada level ‘Other Backward Class’ (OBC) atau kelas mundur lainnya, yaitu sebuah julukan yang diberikan oleh pemerintah India untuk kasta yang kurang beruntung dalam hal pendidikan dan sosial. Sebagai golongan kasta OBC, masa lalu Modi dia menjual minuman teh di stasiun serta terminal bis di Vadnagar, Gujarat untuk membantu perekonomian keluarga.
Meski pun berasal dari keluarga miskin, tidak menyurutkan semangat Modi untuk menuntaskan sekolahnya. Ia mengenyam pendidikan dasar, menengah, dan atas di Kota Vadnagar. Ia kemudian melanjutkan studinya di Universitas Delhi dan meraih sarjana seni, lantas melanjutkan studi pasca sarjana di Universitas Gujarat sampai sukses meraih magister seni. Sekitar akhir 1969 hingga awal 1970, Modi kembali lagi ke kampung halamannya Vadnagar, kemudian pindah ke Ahmedabad untuk bekerja sebagai pembantu pamannya di kantin perusahaan transportasi milik pemerintah Gujarat, Gujarat State Road Transport Corporation.
Dalam perjalanannya, ketertarikan Modi pada politik bermula saat masih remaja tanggung, ketika dia membantu ayahnya berjualan teh di dekat kantor cabang Partai Kongres yang berkuasa kala itu. Di usia masih sangat muda, Modi mulai menghadiri pertemuan harian Rashtriya Swayamsevak Sangh, yang disebut sebagai organisasi sukarelawan terbesar di dunia. Kelompok ini sangat mengusung ideologi nasionalisme Hindu, yang memimpikan dominasi penganut agama tersebut sebagai sebuah keunggulan di India.
Pada masa lalu, tatkala keadaan darurat nasional antara tahun 1975-1977 saat pemerintahan di bawah PM Indira Gandhi, Modi melakukan politik “bawah tanah” dengan memanfaatkan berbagai taktik termasuk pencetakan dan distribusi pamflet demi menentang pemerintah. Ini merupakan masa debut politiknya kala itu, yang dikemudian hari terus mengalami perkembangan yang signifikan.
Pada 1985, Modi bergabung degan partai politik nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) dan diangkat sebagai sekretaris organisasi Unit Gujarat pada tahun 1987. Sejak itu, karier politik Modi terus merangkak naik hingga menjadi Dewan Eksekutif Nasional BJP pada 1991. Empat tahun kemudian, Modi bekerja di belakang layar untuk memenangkan BJP dalam pemilu di Gujarat. Pada 2001, Modi memenangkan pemilihan Majelis Umum Gujarat dan menjadi Menteri Besar Gujarat selama 13 tahun.
Modi menduudki jabatan Menteri Besar Gujarat selama 13 tahun, karena ia terpilih sebanyak empat kali. Popularitasnya pun terus melonjak selama memerintah Gujarat. Dia dianggap berhasil membangun perekonomian dan memajukan sektor industri di sana. Di tangan Modi, Gujarat mampu menjadi wilayah penyumbang GDP terbesar bagi India. Kepemimpinan Modi di Gujarat tidak selalu mulus. Tak lama setelah ia diangkat sebagai kepala menteri, Gujarat menghadapi krisis komunal.
Demo anti-Muslim pecah pada 2002 lalu hingga menewaskan lebih dari 1.000 orang, terutama umat Muslim. Modi dituding gagal mencegah kekerasan tersebut. Dia sempat diinterogasi polisi, karena disebut terlibat dalam kericuhan itu, namun tidak pernah dituntut. Krisis tersebut mendapat sorotan hingga boikot dari dunia internasional. Ia juga sempat dikritik karena kebijakannya selama memimpin Gujarat dianggap lebih menguntungkan orang kaya dan beberapa perusahaan tertentu daripada orang miskin.
Namun, polarisasi agama dan kekerasan 2002, malah meningkatkan prospek elektabilitasnya. Hingga pada 2014, BJP mencalonkan Modi sebagai PM India dalam pemilu meski sejumlah partai senior menolaknya. Modi bersama BJP mampu meraup perhatian publik India dengan menjanjikan penguatan nasionalisme Hindu dan pembangunan ekonomi. Dia memfokuskan janji kampanyenya tentang pengentasan korupsi, peningkatan lapangan pekerjaan, pembangunan, hingga kemiskinan.
Janji-janji kampanyenya itu pun direalisasikan, dimana Modi sukses besar, baik di bidang ekonomi dan politik. Gaya kepemimpinannya sederhana namun terorganisir. Dia memperhatikan kaum petani serta dokter dan juga para pengusaha. Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang sangat rendah hati dan membumi. Reformasi dalam bidang ekonomi yang keras, dan terkadang tidak populer, telah menempatkan India pada sebuah peringkat atas untuk menjadi negara dengan perekonomian yang utama dan tumbuh dengan cepat bahkan paling cepat di dunia pada tahun 2018.
Upaya Modi dalam politik merupakan upaya yang konstan, yang tidak muncul dalam semalam. Visi dan tindakannya sistematis dan terorganisir. Usaha dan program politiknya menunjukkan perencanaan dan visi jangka panjang bersama dengan pola kerja yang terorganisir. Modi adalah pemimpin yang sangat dihormati hamper oleh sebagian besar warga negara yang bekerja sebagai timnya untuk mencapai setiap visinya. Modi juga tak enggan untuk meminta masukan, pendapat, dan umpan balik dari orang-orang yang mengikutinya dan membuat perubahan positif bagi India.
Penjual teh yang kemudian bertransformasi menjadi PM India ke-14 itu luar biasa prestasinya dalam memajukan India. Kesuksesan Modi tak terlepas dari mimpi akan masa depannya yang cemerlang, yang diraih dengan tekat dan kerja kersa, meskipun Modi hidup dalam kondisi yang papa dahulu. Hal ini selaras dengan ungkapan kontemplatif Bill Gates, seorang tokoh bisnis berkebangsaan Amerika Serikat bahwa, “masa depan adalah yang paling penting; itulah sebabnya saya tidak terlalu sering menoleh ke belakang”.(CNN Indonesia, Liputan 6, Fianasialku, Akurat.co ; 2019).(*)
Discussion about this post