Oleh : Dr. M.J. Latuconsina, S.IP, MA
Pemerhati Sosial,Ekonomi&Politik
Referensimaluku.id,- Ambon- Sebelum terpilihnya Joseph Robinette “Joe” Biden, Jr sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS di tahun 2020 ini, satu-satunya Presiden AS yang beragama Katolik hanyalah John Fitzgerald Kennedy (1961-1963). Namun dengan tampilnya Biden sebagai Presiden AS, maka ia merupakan figur Presiden AS kedua yang beragama Katolik, dimana selebihnya 44 figur Presiden AS sejak Presiden George Washington (1789-1797) hingga Donald Trump (2017-2021) beragama Protestan.
Sejak dahulu kala, biasanya Presiden AS di dominasi oleh figur yang berlatarbelakang : White, Anglo-Saxon, Protestant (WASP). WASP merupakan kelompok sosial Protestan berkulit putih keturunan Britania di AS, yang pada umumnya kaya raya dan memiliki koneksi bagus. Kelompok ini telah sejak lama mendominasi kehidupan masyarakat, budaya, dan kepemimpinan partai-partai politik besar AS, dan memonopoli kalangan masyarakat elite melalui perkawinan campur dan nepotisme.
Meskipun hegemoni WASP di kehidupan sosial budaya AS telah berkurang sejak era Perang Dunia II, WASP terus mendapat tempat istimewa pada lembaga keuangan, bisnis, hukum, dan akademis. Selama paruh kedua abad ke-20, kelompok etnis dan ras lainnya tumbuh berpengaruh dan dominasi WASP berkurang. Warga Amerika semakin mengkritik hegemoni WASP dan merendahkan WASP sebagai lambang “Establishment”. Random House Unabridged Dictionary 1998 mengatakan istilah tersebut “Terkadang Meremehkan dan Menyinggung”. (Wikipedia, 2020).
Tampilnya Biden menambah figur yang sukses mematahkan dominasi WASP, setelah sebelumnya Kennedy Presiden yang beragama Katolik, dan Barack Hussein Obama II (2009-2017) Presiden berkulit hitam (negro) keturunan Kenya di Afrika Timur sana. Kendati demikian, banyak penulis yang memaparkan bahwa, WASP sebenarnuya sudah dipatahkan sejak dahulu kala. Bukan lantaran Presidennya beragama Katolik, tapi terdapat lima Presiden AS sebelumnya yang merupakan keturunan kulit hitam.
Diantaranya ; Andrew Jackson (1829-1837), Thomas Jefferson (1801-1809), Abraham Lincoln (1809-1865), Warren Harding (1921-1923), dan Calvin Coolidge (1923-1929). (Kompas, 2008). Begitu pula tidak semua Presiden AS keturunan Britania, namun ada juga Presiden AS yang keturunan imigran Belanda seperti, Theodore Roosevelt (1901-1909), Franklin Delano Roosevelt (1933-1945), dan Donald Trump (2017-2001) keturunan imigran Jerman. Apapun latarbelakang sosial Presiden AS terpilih, tentu publik global memiliki ekspetasi agar bisa sukses memimpin AS, dengan mengurangi keteganggan dunia dari aspek politik dan ekonomi menuju stabilitas yang kondusif. (*)
Discussion about this post