Oleh: Yohansly Noya.
Referensimaluku.id.Ambon-Pembatalan dua proyek strategis nasional, yakni Ambon New Port (ANP) untuk menunjang posisi Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN) diyakini akan berdampak positif bagi pembangunan Maluku ke depan, karena dengan begitu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku masih punya waktu untuk berbenah dan menyiapkan berbagai hal-hal penting yang harus disertakan dan memenuhi syarat yang ditentukan Pemerintah Pusat (Pempus).
Ini menjadi bahan koreksi bagi Pemprov Maluku sendiri, bahwa sudah sejauh mana Sumber Daya Manusia (SDM) Maluku disiapkan untuk mengelolah LIN, sebab jangan sampai orang Maluku hanya menjadi pekerja kasar di lapangan nanti. Minimal Pemprov Maluku sudah harus buka-bukaan soal berapa tenaga ahli yang kita punya. Janganlah bernafsu untuk mengelolah LIN, tapi kita miskin SDM, apalagi ini akan menjadi pelabuhan terintregrasi bagi industri pengolahan ikan dan konsolidasi kargo di wilayah timur untuk melakukan ekspor dalam skala besar.
Pemprov Maluku sendiri tidak mampu melakukan lobi politik ke masyarakat pemilik lahan sampai hal tersebut menjadi isu penyerobotan lahan bagi pembangun ANP di kancah nasional. Kenyataannya Pemprov Maluku tak mampu menyiapkan lahan untuk ANP, tetapi Pejabat Pemprov Maluku bilang ke Pempus kalau lahan sudah tersedia. Senyatanya masih ada gejolak dan penolakan warga dari bawah. Presiden Jokowi lebih berpihak kepada rakyat kecil, jadi tentu mereka lebih mendengar suara dari bawah, sehingga ini tentu menjadi pertimbangan soal dalih Pempus terkait adanya gunung berapi dan ranjau perang dunia II (1939-1945) yang masih ada tentu hal ini bukan masalah besar, sebab dari Sabang sampai Merauke juga termasuk daerah “ring of fire”. Kalau ada ranjau tentu Pemprov Maluku bisa melakukan penyapuan dan pemetaan hidro-oseanografi di perairan untuk membersikan ranjau-ranjau tersebut. Ini merupakan sebuah sinyal positif dari Pempus agar Pemprov Maluku lebih dulu menyelesaikan permasalahan lahan pembangunan ANP.
Soal isu segelintir kalangan yang menyatakan bahwa Pempus dalam masa Pemerintahan Jokowi tidak berpihak pada Maluku menurut saya itu tidak benar. Presiden Jokowi punya perhatian serius untuk Maluku. Jadi isu-isu yang berkembang apakah Maluku ini anak kandung atau anak tiri sangat tidak benar. Maluku jika kita lihat dari peta pembangunan sampai 2045, maka sedang disiapkan menjadi jantung perekonomian Indonesia masa depan. Buktinya Pempus telah mendorong pembentukan beberapa program studi baru di Universitas Pattimura, seperti Program Studi TekniK Kimia, Teknik Perminyakan, Teknik Geologi dan Teknik Geofisika untuk menunjang pembangunan dan mengoperasikan Blok Masela ke depan. Kalau Pempus mau tutup mata yah buat apa buang anggaran besar buat buka prodi baru, kan tinggal kirim aja langsung ke Cepu atau ITB Bandung, tetapi ini dosennya didatangkan semua dari sana. Artinya, Pempus menaruh konsern dalam skala penyiapan SDM yang lebih besar, dan ini tentu langkah cerdas Pempus agar ke depan putra-putri Maluku yang mengelola Blok Masela sendiri, sehingga bisa membawa efek keuntungan berganda bagi Maluku. Bagi saya Pempus konsisten dan Pemprov Maluku juga harus bersama-sama untuk memastikan ketersediaan tenaga ahli agar kita jadi tuan dan nyonya di tanah sendiri.
Mega proyek Ambon New Port (Pelabuhan Ambon Baru) ini di dalamnya diperkirakan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp. 124,60 triliun per tahun yang berasal dari transaksi penjualan ikan hasil tangkapan dan budidaya yang akan menguntungkan Maluku melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 6 Triliun rupiah per tahun. Tentu dengan sejumlah fasilitas, seperti terminal peti kemas internasional dan domestik, terminal roro, tempat pengolahan ikan, kawasan industri logistik, terminal LNG (Liquefied Natural Gas), pembangkit listrik, dermaga ultimate. Juga sarana rantai dingin yang meliputi 115 unit cold storage dan UPI, 28 unit pabrik es, 18 unit mesin pencacah es, lima unit kendaraan berpendingin, tiga unit mobil bak terbuka, dan 13 unit deep chest freezer, sehingga ini menjadi PR Pemprov Maluku untuk memastikan bahwa sebagian besar tenaga dan SDA Maluku ada di sana. (*).
Discussion about this post