Referensimaluku.id.Ambon- Jakson Rino Kore mampu mengharumkan nama Maluku pada pemilihan Mister and Miss Grand Tourism Indonesia (MMGTI) Tahun 2022. MMGTI merupakan kompetisi bergengsi para generasi muda dari seluruh provinsi di Indonesia yang berfokus pada pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Ajang tersebut diikuti 47 finalis yang mewakili 26 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia. MMGTI tahun ini diadakan di Semarang, Jawa Tengah, pada 9 – 13 Februari 2022.
Di ajang itu, selain Jakson Rino Kore yang akrab disapa Ino, Maluku juga diwakili Sukma Hana NR Silawane. Ino dan Sukma tampil cukup memukau. Sebagai finalis MMGTI, mereka gencar melakukan promosi menjual produk-produk lokal. Dua finalis asal Maluku ini mengunggulkan produk asli Maluku. Ino lebih banyak mempromosikan destinasi wisata di Tanimbar Kei, sedangkan Sukma mengadakan kampanye Peduli Disabilitas dengan menjual baju, kopi, dan minyak kayu putih hasil dari sorong ramah tuli di Maluku.
Ino merupakan lulusan Cumlaude Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Pattimura yang sukses menjadi runner up 3 dan menyabet penghargaan top 6 best in tourism video Mister Grand Tourism Indonesia 2022. Dalam percakapan via whatsApp, Ino mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dan dedikasinya pada Maluku.
Menurut mantan finalis Putra The Natsepa 2019 ini dirinya tidak pernah membayangkan sebelumnya dapat mewaliki Maluku di ajang bergengsi itu. “Suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Beta dapat mewakili Maluku terkhususnya suara generasi muda Maluku. Apalagi pernah menjadi relawan pengajar muda Beta Peduli, yaitu provokator sosial budaya dan pendidikan, ada tujuan besar untuk dapat berperan aktif serta berkontribusi bagi pengembangan pariwisata Maluku yang berbasis budaya lokal yang mengglobal, itu bisa dimulai dari edukasi sejak dini” tegasnya.
Ino menyebutkan ajang itu memberikan pengalaman tentang bagaimana lelaki berparas hitam manis ini, menunjukan kepada orang-orang di luar Maluku jika ada kepingan surga indah, sebuah keajaiban dalam ketidakmungkinan di Negeri Raja-raja tercinta. “Maluku dapat menjadi rumah bagi orang-orang yang datang. Ada banyak keragaman budaya, sejarah, dan adat istiadat. Maluku menjunjung tinggi toleransi umat beragama dan kerukunan hidup bermasyarakat” ujarnya.
Ino pun berobsesi dengan berada di jajaran top 6 MMGTI akan memberikan kesempatan baginya bisa melaju pada ajang Internasional. “Semoga Beta bisa diberikan kesempatan dari yayasan MMGTI untuk membawa nama baik Indonesia” cetusnya. Hanya saja dia sedikit khawatir dengan pengalamannya harus mempersiapkan diri secara mandiri, menggunakan biaya pribadi mengikuti kompetisi tanpa pendampingan sama sekali dan respons setengah hati Pemerintah Provinsi Maluku.
“Beta berangkat dengan dana pribadi. Untungnya selaku bagian keluarga besar Asosiasi Putra Putri The Natsepa, ada support finansial dari the Natsepa Resort and Conference. Selama kegiatan urus diri sendiri, tapi beta bersyukur bertemu teman-teman finalis lainnya, dan setelah selesai kegiatan ada regional director Papua Barat yang mau menerima beta untuk sementara waktu berada disini. Semoga setelah sampai Ambon ada respon baik dari pemerintah daerah,” tandasnya dengan nada sedikit kecewa.
Ternyata di balik prestasi menawan yang dipersembahkan bagi daerah, putra Maluku yang satu ini tidak mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Lagi pula berkaca dari fokus kompetisi MMGTI untuk pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia jika dikorelasikan dengan kebutuhan pengembangan pariwisata Provinsi Maluku, ada program kerja pariwisata untuk mengembangkan ekonomi kreatif dari Dinas Pariwisata Provinsi Maluku sendiri. Harusnya pemerintah daerah jeli melihatnya.
Kemudian setiap prestasi anak daerah yang dibawa pulang, patut diapresiasi. Pengembangan sumber daya anak muda Maluku perlu diperhatikan. Ini indikator penting untuk kemajuan daerah kedepannya. “Kalau ada ajang berikutnya, semoga perwakilan Maluku bisa lebih diperhatikan” tutupnya berharap. (RM-08)
Discussion about this post