Referensimaluku.Id.Ambon – Energi listrik adalah barang amat berharga bagi masyarakat yang bermukim di wilayah terpencil dan jauh dari pusat keramaian. Listrik merupakan kebutuhan vital masyarakat untuk memperlancar aktivitas, apalagi di waktu malam.
Sayangnya sejak 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, gelap gulita masih menyelimuti dan menjadi yang pemandangan buruk bagi masyarakat Watubela, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur,Maluku.
Untuk menuju Watubela sendiri harus ditempuh dua hari dengan perjalanan laut dari ibu Kota Kabupaten Bula. Penyeberangan laut juga begitu menentang dan berisiko, sehingga tak heran desa Watubela dan desa-desa tetangga lainnya hidup jauh dari gemerlap lampu – lampu seperti di ibu kota kabupaten SBT.
Salah satu tokoh muda Watubela, Salim Rumakefing menyatakan sampai saat ini masyarakat Watubela belum merasakan pembangunan kelistrikan.
“Usia Republik Indonesia sudah 76 tahun, tetapi kami tidak diperhatikan oleh Pemerintah pusat maupun pemerintah Daerah Seram Bagian Timur dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati SBT. Padahal, seharunya Pemerintah Daerah SBT proaktif dalam mengawal pembangunan kelistrikan di SBT lebih Khususnya di Pulau Watubela,yakni Desa Lahema, Effa, dan llili yang belum tersentuh kelisrikan,” kesalnya kepada Referensimaluku.Id via ponselnya, Sabtu (1/1/2022).
Menurut dia persoalan Watubela bukan saja soal kelistrikan, tetapi banyak yang belum dirasakan masyarakat seperti kesenjangan kesahatan, Pendidikan, dan pembangunan jalan lingkar Watubela.
“Kami merasa dianaktirikan oleh Bupati dan Wakil Bupati SBT karena sudah dua periode ini tidak ada pembangunan masuk di Watubela,” kecamnya.
Sebagai catatan kritik di akhir periode ini seharusnya Bupati dan Wakil Bupati SBT inovatif, kreatif serta meninggalkan karya yang akan dikenang oleh masyarakat SBT.
“Kami tidak melihat pembangunan yang signifikan di SBT karena SBT masih tergolong termiskin ekstrem, hal ini mempengaruhi sendi -sendi kehidupan masyarakat SBT”.
“Selama ini Watubela masih gelap, Kelimury masih gelap, Teor masih gelap, Pulau Panjang masih gelap, jalan lingkar pulau Gorom masih rusak, jalan lingkar Watubela belum ada, dermaga feri Pulau Panjang belum ada, dan Klostor Kesui pun mati suri.
Inilah catatan awal tahun 2022 semoga Bupati dan Wakil Bupati SBT lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat SBT,” pungkasnya. (RM-04)
Discussion about this post