Referensimaluku.Id.Ambon-Menjelang perayaan Natal 25 Desember 2021 dan Tahun Baru 1 Januari 2022 harga bumbu dapur di sejumlah pasar di Ambon, Maluku, melangit hingga membuat pembeli menepuk jidat. Harga cabai misalnya, menembus Rp 150 ribu hingga Rp 170 ribu per kilogram.
Selain cabai, harga minyak goreng juga meroket di pasar Mardika dan sejumlah pasar di Kota Ambon dan sekitarnya. Kurangnya pasokan dan naiknya harga bahan baku menjadi penyebab utama melambungnya harga minyak goreng dan bumbu dapur.
Harga cabai rawit di sebagian pasar juga naik dari sebelumnya Rp 20 ribu kini menjadi Rp 90 ribu per kilogram.
Kenaikan harga bumbu dapur itu dikeluhkan pembeli yang mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat.
“Beta (saya) beli dari Masohi per kilogram Rp 135 ribu, jualnya Rp. 150 per kilogram.
Sudah seminggu, mungkin panennya ini kurang awalnya itu kan 35, 50 80,
naik-naik sekrang lebih naik,” ungkap penjual cabai Misya kepada Regerensimaluku.Id di Ambon, Selasa (14/12/2021).
Kenaikan harga cabai di pasaran disinyalir akibat gagal panen pada tingkat petani di Pulau Seram dan Pulau Buru menyusul cuaca ekstrem yang melanda Maluku belakangan ini.
Gagal panen menyebabkan jumlah produksi cabai menurun sementara permintaan pasar relatif tinggi. Selain itu banyak distributor cabai lebih memilih menjual cabai ke luar Maluku seperti ke Sorong, Papua Barat yang daya beli masyarakat cukup tinggi sekalipun harga cabai melangit.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Elvis Pattiselano menyatakan
menurut petani mereka mulai menanam pada Agustus 2021
sehingga diperkirakan Oktober 2021 hingga November 2021 itu sudah mulai panen. “Rencananya, Oktober atau November kemarin sudah panen besar, tapi ternyata dengan curah hujan yang tinggi target itu
agak meleset panennya tidak sesuai yang diharapkan. Oleh sebab itu
distribusi stok dari Buru dan Seram Barat di Kairatu situ dan juga
dari Kobisonta itu terbatas ditambah lagi sebagian yang diproduksi
dari Kobisonta petaninya menjualnya ke Papua Barat mereka lebih dekat
di situ dikirim dari Bula ke Papua Barat harga di Papua Barat juga
mungkin tinggi sehingga mereka memasok ke sana dan mengabaikan pasar
disini,” paparnya kepada media online ini secara terpisah.
Menurut dia kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng yang sebelumnya hanya Rp.17 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu hingga Rp 21 ribu per kilogram.
“Untuk antisipasi kenaikan tersebut kami melakukan operasi pasar sembako terpusat,yakni menjual sembako dengan harga murah dari pasar tradisional dengan cara mendatangi langsung warga yang membutuhkan,” tutup Pattiselano. (RM-06)
Discussion about this post