Referensimaluku.id-Ambon-Koordinator Nasional (Koornas) Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Gus Sukoyo, berkesempatan menutup Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional (TPP), Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) Tahun Anggaran 2021 untuk Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru Selatan, Senin malam (22/11/2021), Program P3PD untuk meningkatkan Kapasitas Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa di Provinsi Maluku sendiri sudah berlangsung sejak tanggal 20 sampai 23 November 2021 di Hotel Golden Palace Jalan Cendrawasih, Kota Ambon, yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
“Teman-teman begitu antusias, semangatnya sangat luar biasa, selama dua hari seluruh materi telah dilalui, baik itu citra diri, pokok-pokok kebijakan pembangunan desa, dan peningkatan ekonomi desa melalui badan usaha milik desa (bumdes), Program P3PD ini tujuan utamanya soal bagaimana kualitas belanja desa dapat ditingkatkan, artinya bahwa pemanfaatan dana desa itu harus betul-betul bisa menjawab atau mengatasi persoalan yang ada di desa, dan juga sebagai pengembangan potensi desa, hal inilah yang menjadi sasaran kita, sehingga Pendamping Desa (PD) dan Pendamping Lokal Desa (PLD) kita tingkatkan kapasitasnya,” terang Koornas P3MD Gus Sukoyo.
Menurut Sukoyo PD dan PLD itu tugasnya hanya memfasilitasi, mengasistensi, serta melakukan edukasi kepada pemerintah desa dan masyarakat desa, terhadap proses-proses perencanaan di desa, tetapi tidak punya kewenangan eksekutorial, karena itu dirinya berharap seluruh pemangku kebijakan yang ada (stakeholder), baik yang ada di Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa, juga ikut mendorong secara bersama-sama, agar keterlambatan penyaluran dana desa dan kualitas belanja desa di Provinsi Maluku dapat diatasi dan tingkatkan menjadi lebih baik dan lebih berkualitas.
“Apalagi sekarang ini sudah penetapan RKPDes (Rencana Kerja Pemerintah Desa), sehingga ini sudah on the track, tinggal bagaimana mempercepat untuk penetapan APBDes (Anggaran Pendaptan Belanja Desa), sehingga diharapkan dalam waktu sisa satu bulan ini, melalui peningkatan kualitas yang sudah ditingkatkan, maka kita optimis kualitas belanja desa dapat didorong untuk ditingkatkan, namun dengan harapan pamerintah daerah, baik Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan dapat bersama-sama saling memberi dukungan, agar dana desa bisa dimanfaatkan sedini mungkin bulan Januari nanti, agar tepat sasaran dan tepat kemanfaatan untuk warga miskin di desa,” tutur Gus Sukoyo.
PD dan PLD sendiri menjadi kapanjangan tangan dan menjadi mata serta telinga dari kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sebab baik buruknya kementerian lebih banyak diwarnai oleh citra diri pendamping itu sendiri, sebab isu dana desa ini seperti dua keping mata uang yang tidak dapat dilepaskan, dari tahun 2015-2021 hampir 402 triliun sudah dikucurkan, walau diawalnya dana desa lebih banyak digunakan untuk membangun infrastuktur desa, sehingga dana desa kedepan akan memberikan kebermanfaatan yang lebih luar biasa lagi, “Skill dan pengetahuan yang didapat harus dipakai untuk memfasilitasi dan mengasistensi terhadap proses pembangunan di desa, sehingga pembangunan desa yang berbasis data akan lebih baik, sebab data menjadi alat pembangunan partisipatif, untuk itu data menjadi penting agar pembangunan dapat dilaksanakan sesuai regulasi yang ada, dan teman-teman harus memastikan itu, ini adalah awal, Sekolah yang sesungguhnya ada dilapangan, ilmu, guru dan sebagainya adalah sesama diantara kita, harus pintar kolaborasi, harus mendatangkan manfaat kepada orang-orang kecil,” pinta Sokoyo.
Koordinator Provinsi Maluku, Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Syahrir Rumluan, S.Fil.I, yang biasa disapa Gus Erick, juga menyampaikan rasa optimis yang tinggi ketika melihat perkembangan yang signifikan dari peserta PD dan PDL dari kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat dan Buru Selatan, sehingga Program P3PD ini akan membentuk kualitas peserta lebih professional dan memahami arah kebijakan pembangunan desa, sehingga mereka kiranya dapat memberikan kontribusi besar setelah kembali ke desa.
“Kita optimis penyusunan dan penetapan RKPDes dan APBDes Tahun 2022 bisa tepat waktu dan berkulitas serta peningkatan kualitas belanja desa akan signifikan setelah ini, memang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs (Sustainable Development Goals) Desa sebagai arah pembangunan desa dalam satu tahun juga tidak mungkin semuanya dapat tercapai, tetapi data SDGs Desa ini harus menjadi rambu-rambu inspirasi untuk bagaimana pembangunan di desa untuk menjawab berbagai persoalan yang ada, contohnya masih ada warga miskin di desa, masih ada pendidikan yang rendah, ada masalah kesehatan, itu datanya sudah jelas, karena data SDGs itu data mikro yang kemudian bisa diintervensi secara tepat, sehingga jangan sampai kemudian didalam perencanaan itu didasarkan para perkiraan atau pada keinginan elit capture (pembajakan oleh elite terhadap ruang-ruang pengelolaan desa) dan tokoh-tokoh tertentu saja, tetapi yang namanya pembangunan di desa dan dana desa khususnya harus bisa menjawab persoalan yang ada, sehingga harus ada skala prioritas untuk yang lebih urgent untuk kemudian bisa dimanfaatkan bersaama,” tutup Rumluan yang juga mantan Ketua Korcab Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Maluku dan Maluku Utara ini.
Sementara itu Peserta Pendamping Desa (PD), Miftahul Jannah Duila, dari Kabupaten Buru Selatan bersyukur karena kegiatan ini secara langsung sudah memperkaya pengetahuan sekaligus ajang berbagai pengalaman dengan tenaga-tenaga professional, “Kita senang karena bisa sharing pengalaman dengan teman-teman dari kabupaten lain, apalagi kami jarang bertemu, sehingga selama dua tahun kami tidak bertemu tapi hari ini dapat informasi dan pengetahuan terbaru, semoga kedepan kegiatan program peningkatan kapasitas ini terus dilaksanakan, sehingga kami mengucapkan terima kasih kepada pemateri-pemateri yang sudah memberikan ilmu kepada kami, terutama kepada Bapak Kornas tolong sampaikan salam dan rasa terima kasih kami buat Gus Mentri Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd, kami bangga menjadi anak kandung Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,” tutur Duila.
Peserta Pendamping Lokas Desa (PLD), Jolanda Chrsti Latuny, dari Kabupaten Maluku Tengah, juga memberikan apresiasi yang besar kepada pihak panitia yang sudah menyediakan fasiltas yang sangat luar biasa serta menghadirkan para pemateri yang kompeten dan kapabel dalam program P3PD ini, “kegiatan ini sangat penting bagi kami untuk melakukan penguatan diri dan melakukan peningkatan kapasitas selaku tenaga pendamping desa dan pendamping lokal desa, apalagi para narasumber dan para pelatih sangat luar biasa dan kompeten, juga fasilitas yang disediakan selama kegiatan ini berlangsung sangat mendukung dan lengkap, sehingga semua materi yang ada dapat kami serap dengan baik, kiranya kegiatan ini di tahun-tahun berikut dapat terus berlanjut sebab mendatangkan manfaat yang luar biasa, kami akan mentransformasikan ilmu dan pengalaman yang didapat dilapangan nanti untuk berperan dalam melakukan pendampingan dan memfasilitasi pemberdayaan desa dan masyarakat desa,” kata Latuny.
Program P3PD ini sampai dengan penutupannya telah diikuti oleh 141 peserta, dari Kabupaten Maluku Tengah 77 peserta, Kabupaten Seram Bagian Barat 37 peserta dan Kabupaten Buru Selatan 27 peserta, dengan Jumlah pelatih sebanyak 18 orang, yang terdiri dari Pelatih Nasional (TAPM Pusat) 2 orang, Pelatih Provinsi (TAPM Maluku) 5 orang dan Pelatih TAPM Kabupaten lokus 9 orang serta pelatih TAPM Non Lokus 2 orang. Sebelumnya juga program ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Maluku Ir. H. Ismail Usemahu, MT.
Tentu pemberdayaan yang dilakukan mulai dari desa dapat mendukung pencapaian agenda tahun 2030 dalam rangka melakukan pembangunan berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development Goal), sehingga semua warga masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan di Desa, oleh karena itu pembangunan desa harus diarahkan sebagai upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 18 tujuan prioritas yang tertera dalam SDGs, yakni (1) Desa tanpa kemiskinan, (2) Desa tanpa kelaparan, (3) Desa sehat dan sejahtera, (4) Pendidikan Desa berkualitas, (5) Keterlibatan perempuan Desa, (6) Desa layak air bersih dan sanitasi, (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan, (8) Pertumbuhan ekonomi Desa merata, (9) Infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan, (10) Desa tanpa kesenjangan, (11) Kawasan permukiman desa aman dan nyaman, (12) Konsumsi dan Produksi desa sadar lingkungan, (13) Desa tanggap perubahan iklim, (14) Desa peduli lingkungan laut, (15) Desa peduli lingkungan darat, (16) Desa damai berkeadilan, (17) Kemitraan untuk Pembangunan Desa, dan (18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif. (RM-05)
Discussion about this post