Referensimaluku.Id.Nuruwe– Pemberitaan salah satu media online yang seakan-akan menuding Kepala Sekolah Dasar Kristen (SDK) Yayasan Pendidikan Persekolahan Kristen ( YPPK) dr Johanis Baptis Sitanala Nuruwe mengusir guru dan siswa dari sekolahnya, langsung ditanggapi Kepala SDK YPPK dr. J.B. Sitanala Nuruwe N Felvina Mairissa S.Th. “Itu pemberitaan tidak benar. Berita Hoaks,” tepis Mairissa kepada Referensimaluku.Id di Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Minggu (14/11).
Mairissa menengarai Baharudin Wenno adalah oknum guru SDK YPPK dr. J.B.Sitanala yang sengaja menyebarkan pemberitaan tidak benar terkait sekolahnya itu. “Beta tahu dia itu adalah guru dari sekolah ini yang telah berminggu-minggu tidak menjalankan tugasnya, padahal di sisi lain Baharuddin Wenno adalah guru Wali kelas 5 SDK YPPK dr. J.B.Sitanala. Dia tak tahu malu,” tudingnya.
Mairissa menyatakan Baharuddin Wenno kebanyakan tidak masuk kelas (alpa), sehingga tidak mengetahui ada instruksi baru dari pimpinan sekolah. “Ketika Baharuddin Wenno masuk ke kelas, dia ditegur oleh kepala sekolah yang memintanya untuk tidak masuk kelas, tetapi berurusan dulu dengan Kepala Sekolah di kantor,” papar Mairissa. Mairissa mengakui terkait pemberitaan anak-anak sekolah yang diusir dari ruang kelas, memang pihaknya yang meminta siswa untuk melakukan pembelajaran di ruang terbuka atau lingkungan sekolah. Hal itu disebabkan SDK YPPK dr J.B. Sitanala Nuruwe sedang membuat video pembelajaran di masa pandemi Covid-19, yang materinya akan dilombakan oleh sekolah- sekolah di bawah YPPK dr. J.B. Sitanala.
“Makanya kita ikut lomba ini , supaya siswa di saat belajar bisa mengenali lingkungan. Mengapa sampai belajar di ruang terbuka, supaya bapak Ibu tahu bahwa lingkungan belajar itu bukan tergantung di dalam kelas saja, tetapi juga ada lingkungan luar ruang kelas sebagai media pembelajaran,” ulas Mairissa.
Mairissa menjabarkan saat melakukan pembelajaran di luar ruang kelas kala itu, siswa diarahkan membaca. Setelah itu bagi shift di mana ada sebagian siswa yang telah selesai membaca akan mengikuti praktik komputer sementara yang lainnya terus membaca.
“Selain itu juga kalau dibilang Beta mengusir siswa dari kelas itu tidak mungkin karena Beta adalah Kepala Sekolah yang melayani. Selain menjadi Kepala Sekolah, Beta adalah Hamba Tuhan yang melayani di Gereja”.
“Karena itu Beta tegaskan berita itu hoaks dan Beta akan tuntut nama baik. Bapak Pers semestinya sebelum menulis datang ke Beta untuk konfirmasi dahulu informasinya,” urai Mairissa.
Mairissa kembali mengungkapkan akibat Baharuddin Wenno tidak menjalankan tugasnya dengan baik karena jarang masuk sekolah, akhirnya tanggung jawabnya dilimpahkan ke ibu Pesireron sebagai guru Wali Kelas 5 karena dirinya tidak ingin para siswa Kelas 5 ditelantarkan akibat ulah Baharuddin Wenno itu.
“Jadi intinya bukan Beta yang telantarkan siswa, tetapi Dia yang terlantarkan siswanya. Silakan tanya di guru- guru dan siswa di sini,” kunci Mairissa menerangkan (RM-08)
Discussion about this post