Referensimaluku.Id.Piru-Pemberitaan Referensimaluku.Id soal terbakarnya trafo di gardu PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, akibat sambaran petir menyusul hujan deras yang turun membasahi Piru dan sekitarnya pada Jumat (5/11/2021) lalu dan sempat viral di media sosial akhirnya mendapatkan perhatian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Akibat dari pemberitaan media online ini Manajer PT. PLN ULP Piru Eka Febrianti mengaku mendapat telepon dari pihak kementerian ESDM untuk mengonfirmasi kebenaran pemberitaan itu.
Saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor PT. PLN ULP Piru di Dusun Waimeteng Pantai, Kota Piru, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten SBB, Senin (8/10/2021) Febrianti mengakui di Piru belum ada gardu induk karena yang disebut gardu induk itu lokasinya besar, seperti yang sedang dibangun di Dusun Kilosatu, Kota Piru.
Karena persoalan ini, Febrianti meminta agar setiap kejadian yang menyangkut PT. PLN ULP Piru dikonfirmasi lebih dahulu ke pihaknya sebelum diberitakan.
“Saya ditelepon,. Saya kaget karena dihubungi orang (PT.PLN) Pusat dan Kementerian (ESDM) katanya gardu induk terbakar, kalau gardu induk terbakar itu harus di berita Nasional, sedangkan yang terjadi tidak seribet itu Pak,” sanggah Febrianti kepada jurnalis media ini.
Pernyataan Febrianti ternyata bertentangan dengan fakta sebenarnya di lapangan. Berkali-kali ketika wartawan media online ini ingin mengonfirmasi kejadian yang sebenarnya malah dihalang- halangi sekuriti PT. PLN ULP Piru. Bukan baru kali ini saja, sudah sering kali sekuriti PT.PLN ULP Piru menghalangi tugas wartawan yang ingin mengonfirmasi terkait pemadaman lampu di Kota Piru.Anehnya dan janggalnya, saat wartawan media online ini ingin mengkonfirmasi kejadian sesungguhnya di kompleks gardu PT. PLN yang berlokasi di depan Pasar Rakyat Piru pada Jumat (5/11) sekira pukul 19.30, sekuriti PT PLN ULP Piru kembali mencegat wartawan di depan kompleks tersebut, namun dia malah membiarkan seseorang yang bukan petugas PT. PLN masuk ke kompleks tersebut.
Terkait persolan ini Febrianti menampik yang dilakukan Sekuriti adalah bukan menghalangi, tetapi karena semua petugas PT. PLN sedang sibuk menyelesaikan kerusakan karena pekerjaan PT. PLN ini sangat berhubungan dengan listrik dan kepentingan masyarakat banyak.
“Jadi bukan Katong seng akan layani. Mungkin setelah kayak begini sudah selesai baru bapak bisa tanya- tanya. Nah kalau misalkan kayak kemarin itu, semua sibuk Beta juga perhatikan semua kerja dan Katong itu seng mungkin perlambat pekerjaannya” tandasnya.
Menurut Febrianti jika terjadi pemadaman lampu, PT. PLN akan merugi karena tidak bisa berjualan (daya listrik) pada masyarakat pengguna listrik. Karena itu, tidak mungkin PT. PLN sengaja memperlambat pekerjaan perbaikannya.
Terkait kerusakan trafo PT. PLN ULP Piru ini Febrianti mengungkapkan akibat sambaran petir sehingga terjadi gangguan pada “Trafo Step Up” mesin sewa di mana mesin itulah yang selama ini digunakan untuk membangkitkan energi listrik pada tiga buah mesin Genset PT. PLN ULP Piru yang masing-masing berkapasitas 1,1 Mega Volt Ampere (MVA).
Febrianti menjelaskan bagian yang terbakar akibat sambaran petir itu adalah bagian terminating trafo tersebut,
Untuk perbaikan kerusakan tersebut, wanita yang biasanya disapa Eka ini mengaku, mendatangkan alat- alatnya dari Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, karena di Kota Piru maupun Gemba di Kecamatan Kairatu, Kabupaten SBB, tidak ada alatnya, sehingga pekerjaan perbaikan kerusakan tersebut bisa diselesaikan sekira pukul 24.00 WIT selepas kejadian di hari Jumat itu.(RM-06)
Discussion about this post