Referensimaluku.Id.Ambon-Pemerintah Kota Ambon di bawah kepemimpinan Richard Louhenpessy dinilai masih nyaman mempertahankan Sekolah Online ketimbang harus melakukan Sekolah tatap muka secara langsung (Offline). Ini juga dilihat dari sikap anak buahnya yang seakan-akan keberatan jika sekolah offline dilakukan. mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon dan sekarang menjabat sebagai Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Fahmi Salatalohy dalam statusnya pada laman media sosial facebook menulis “sekolah offline” ini seakan tidak bagus, sebab akan berdampak kepada harga angkutan kota(angkot) yang harus dikeluarkanorangtua terhadap kebutuhan anak-anaknya”. “Skolah offline ni kira bagus.. padahal makang harga oto tiap hari, kira sahari 5 rb no kali2 akang jua,” tulis Sallatalohy di laman Facebooknya sebagaimana dikutip Referensimaluku.Id, Rabu (10/11/2021).
Hal tersebut pun menuai komentar beragam warga net, baik komentar pro maunpun komentar kontra terhadap pernyataan salah satu calon Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon tersebut. “Lalu mau sekolah Online terus Pak? Kalau anak-anak nonton bokep (film porno) tiap hari bagaimana ? Karena internet lancar,,” tulis Zen Anwar.
Sekolah online juga dinilai tidak terlalu efektif, sebab semua orang tidak mempunyai kondisi ekonomi yang sama dan tidak semua siswa memiliki latar belakang ekonomi mumpuni. Dampak internet juga harus disikapi dengan baik jika tidak ada pengawasan orangtua secara ketat, internet akan disalahgunkan sehingga berdampak kepada kondisi psikologi anak.
“Kalau Rp 5 ribu bisa pulang dengan 3 sampai 4 ilmu pengetahuan, maar kalau online Rp. 50 ribu isi pulsa baru dapat ilmu,” terang Agnes Stephanies.
Sebagai seorang pejabat publik dan tangan kanan Walikota dan pernah menempati posisi penting sebagai Kadis Pendidikan, sudah tentu sikap Fahmi Salatalohy itu sangat disayangkan sejumlah kalangan, sebab dia harus berada dalam posisi netral untuk mencari solusi terbaik dan bukan malah mengeluarkan pernyatan yang berdampak pada pesimisnya kepercayaan warga Kota terhadap kepemimpinan Walikota saat ini untuk melaksanakan sekolah ofline. “Pemkot Ambon juga dinilai setengah hati dan lamban dalam melakukan kerja nyata untuk segara menyelengarakn sekolah tatap muka, sebab siswa harus belajar secara mandiri untuk memahami pelajaran yang diberikan guru. Untuk itu, segala bentuk dampaknya baik dan buruk untuk kelangsungan dan keberhasilan dunia pendikan di kota musik ini harus dipertimbangkan dengan matang,” tulis Maria Freydis. (RM-03)
Discussion about this post