Referensimaluku.Id.Ambon-Pelatih anggar Papua Johanis Sopacua menyatakan dirinya tidak merasa berkhianat terhadap Maluku karena yang dilakukannya dalam kerangka profesional sebagai pelatih yang perlu dihargai.
“Apakah karena saya tidak nyaman dengan Pengurus Anggar Maluku lalu saya menentukan sikap melatih daerah lain lantas saya dianggap berkhianat untuk Maluku. Jangan kasih pendapat di luar apa yang terjadi yang sebenarnya dan yang saya rasakan selama ini,” tepis Sopacua kepada referensimaluku.id via ponselnya, Minggu (10/10) petang.
Terhadap komentar postingan fesbuk pelatih anggar Maluku Agustinus Manuhuttu tertanggal 9 Oktober 2021 pukul 13.00 WIT yang menuding dirinya tidak dibuang tapi berkhianat, Sopacua menyahut Manuhuttu tidak tahu etika.
”Jangan jadi orang yang dibesarkan orang lain lalu seakan-akan lupa diri. Itu namanya kacang lupa kulit. Saya ini termasuk orang yang ikut membesarkan dia (Agustinus Manuhuttu) loh,tapi dia kok pura-pura lupa dan balik menyerang saya. Itu namanya anak tidak tahu etika,” tegas mantan pelatih anggar Riau itu.
Sopacua menyatakan dirinya sama sekali tidak ingin melatih daerah lain jika ada komitmen Pengurus Provinsi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi) Maluku terhadap masa depan pelatih berprestasi macam dirinya.
“Saya tidak setuju dibilang berkhianat. Saya akan tempuh jalur hukum untuk tudingan tidak benar terhadap saya,” ketusnya menebar ancaman.
Sekalipun “dibuang” Maluku, tapi Sopacua membuktikan “tangan dinginnya” melatih tim anggar Papua di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua.
Dari “tangan dingin” Sopacua Papua merengkuh empat perunggu masing-masing dari nomor Sabel putra, Degen beregu putri, Floret beregu putri dan Floret perorangan putri.
“Untuk nomor beregu semua atlet-atletnya baru berlaga di PON Papua,” ringkasnya.
Di bagian lain justru Manuhuttu yang gagal membawa dua atlet Maluku merebut medali nomor Degen putra dan putri. (RM-03)
Discussion about this post