Referensimaluku.id.Ambon- Disiplin Traditional Boat Race (TBR) atau perahu naga cabang olahraga dayung Pekan Olahraga Nasional (PON) XX sudah dimulai pada hari ini, Sabtu (9/10/21) di venue dayung Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Papua.
Di hari pertama perlombaan disiplin perahu naga ini, ada pemandangan menarik yang terlihat pada tim dayung perahu naga putri DKI Jakarta.Sang penabuh drum di tim putri DKI Jakarta itu masih kanak-kanak.
Usianya baru 10 tahun. Namanya Catheline Siahaya. Gadis cilik berdarah Hulaliu (Haturessi Rakanyawa), Haruku, Maluku, itu nampak atraktif menabuh drum. Dia paham betul sebagai sosok penting di tim perahu naga yang mengatur irama para pedayung tim putri DKI Jakarta.Berkat gebukan drumnya yang menghentak semangat, tim perahu naga putri DKI Jakarta berhasil finish di urutan kedua, babak semifinal disiplin TBR atau perahu naga PON XX.
“Ini bukan hal yang kebetulan memang, karena PODSI DKI Jakarta punya program jangka panjang dan ini adalah salah satu program untuk perekrutan atlet untuk ke depannya. Memang kita mencari bibit-bibit muda dari tingkat SD, supaya mereka mengenal dayung dan perahu dari awal supaya mereka lebih memahami tentang karakter perahu. Jadi kalau dari kecil mereka sudah mengenal dan senang dengan dayung maka mereka akan lebih giat berlatih lagi untuk program ungggulan ke depannya,” ujar pelatih perahu naga putri DKI Jakarta, Farok Togolobe sebagaimana dikutip referensimaluku.id dari Jubi.Id, Sabtu (9/10/2021).
Chateline sendiri mengaku sudah suka dengan olahraga dayung. itu karena sang mama yang juga merupakan mantan atlet dayung putri DKI Jakarta, Christina Kafolakari. Sejak kecil, dia sudah sering ikut mamanya berlatih.“Saya suka dengan dayung karena mama saya pedayung, dan saat ini saya berusia 10 tahun kelas 5 SD. Saya sudah dari kelas 4 latihan dayung,” kata Catheline.
Meski olahraga dayung perahu naga cukup menguras tenaga, namun Catheline mengaku tak merasa capek, walaupun terik matahari cukup menyengat di kawasan venue dayung PON XX Papua.Catheline bercita-cita ingin bermain di ajang olahraga tertinggi sekelas Olimpiade dan mengikuti jejak mamanya.“Saya tidak capek, sudah biasa, tapi cuacanya panas.
Saya ingin main terus sampai di Olimpiade,” ujarnya.Catheline terlahir dari garis keturunan pedayung dari mamanya. Selain sang mama yang pernah memperkuat timnas dayung perahu naga Indonesia di Asian Games 2018 dengan meraih medali perak, opanya juga mantan atlet dayung di DKI Jakarta. Di tim dayung DKI juga atlet berdarah Maluku yakni Aprilia Lebora Lawalatta dan Marco Jora Halatu. Marco adalah putra kandung Thomas Halatu yang merupakan mantan atlet dayung Maluku pada PON XVI 2004 Sumatera Selatan dan kini salah satu pelatih tim dayung DKI Jakarta di PON XX 2021 Papua. (RM-02)
Discussion about this post