Referensimaluku.id.Ambon-Maluku pernah mengukir prestasi menawan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 2004 Sumatera Selatan melalui keberhasilan tim putri menjuarai nomor Dagen Puteri yang diperkuat mendiang Ansye Patiasina dan kawan-kawan. Di balik keberhasilan kwartet putri Maluku di cabang anggar itu juga terselip salah satu motivator di belakangnya.
Sosok itu Johanis Sopacua. Di PON XVII 2008 Sopacua masih menjadi “sombar” di belakang Agustinus Manuhuttu menorehkan medali perunggu di nomor Degen tunggal putra. Sehabis PON XVII Kalimantan Timur Sopacua mulai tak nyaman dengan gontok-gontokkan di tubuh Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi) Maluku. Bahkan dia juga kurang harmonis dengan petinggi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku saat itu.
Sopacua sempat mencari peruntungan di Bumi Andalas, yakni Sumatera Selatan dan Riau. Entah karena ketidakpastian jaminan hidup Sopacua berkelana menyebarkan ilmu kepelatihan di Kalimantan.
Tapi lagi-lagi dia tak kerasan. Tanah Papua akhirnya menjadi pelabuhan terakhirnya setelah dia menukangi tim anggar Papua di PON XX 2021 Papua. Menariknya di saat Maluku gagal total di cabang anggar, Sopacua sukses mengantarkan tim putri Papua merebut perunggu nomor Dagen Putri.
“Dibuang” Maluku tapi menjadi “permata” bagi Papua. Siapa yang salah dan siapa yang patut disalahkan?(RM-02)
Discussion about this post