Referensimaluku.id.Ambon-Sebagian besar masyarakat Maluku maupun pengguna media sosial (netizen) menyatakan “sumpah serapah” mengenai pemberian menu makan bubur menado, tahu isi dan ikan asin berikut sukun rebus menjadi salah satu faktor penyebab atlet-atlet Maluku terganggu dan bahkan terbebani psikologis saat masih di Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua.
Saat keberangkatan ke tanah Papua dalam empat kelompok terbang (kloter), tekanan psikologis kian terasa mengingat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku dan DPRD Provinsi Maluku kucing-kucingan dan tidak klop soal jumlah bonus bagi atlet daerah ini yang sukses meraih emas, perak dan perunggu di PON XX Papua. Ironisnya Pemprov dan pengurus KONI Maluku tidak sejalan soal besaran bonus. Pemprov Maluku melalui Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Maluku Sandy Wattimena beralasan bonus tetap diberikan tetapi motivasi membela daerah lebih diutamakan atlet.
Belakangan muncul pernyataan ketua DPRD Provinsi Maluku Luckas Wattimury kalau bonus sudah dianggarkan dalam APBD perubahan.
Berapa jumlahnya? Tidak jelas hingga saat ini. Sesuai prinsip keterbukaan seharusnya sebelum ke PON XX Papua besaran bonus sudah diumumkan Pemprov Maluku.
Pengurus KONI Maluku yang notabene berisi beberapa “Guru Besar” tentu tak akan mau tunduk ke Pemprov Maluku untuk memastikan jumlah bonus bagi peraih medali di PON XX Papua.
Bisa saja karena beda level pendidikan, tapi juga takut dimaki-maki dan dikatai “kaskadu-kaskadu” oleh pejabat Pemprov Maluku yang kurang paham olahraga dan tidak punya hati menghargai jerih payah atlet.(RM-03)
Discussion about this post