Referensimaluku.id.Ambon- Sekalipun masih tentative, namun duduknya Imran Nahumarury di kursi kepelatihan PSIS Semarang ikut membawa berkah tersendiri bagi Finky Pasamba dan kawan-kawan. Finky adalah mantan pemain U-15 Maluku yang menjuarai Kompetisi Liga Remaja Usia di bawah 15 tahun Piala Medco Tahun 2006. Dengan tenang Imran yang juga mantan pemain timnas Indonesia (1999-2005) ini merangkul seluruh kekuatan tim menghadapi tim favorit Persija Jakarta pada pekan kedua lanjutan Liga 1 Tahun 2021-2022.
Hasilnya, pemain kelahiran Tulehu (Ambon, Maluku) 12 November 1978 itu sukses mengantarkan ’’Laskar Mahesa Jenar’’ meraih satu poin setelah menahan imbang 2-2 tim berjuluk ’’Macan Kemayoran’’ di Indomilk Arena, Tangerang, Jawa Barat , Minggu (12/9/2021). Imran adalah mantan PSSI Baretti (1995-1996) dan mantan gelandang Persija Jakarta dekade 2000-2004.
Sekalipun mampu menahan imbang Rezaldi Hehanussa dan kolega di laga tersebut, namun Imran yang memilih keluar dari Maluku FC (kontestan Liga 3 zona Maluku Tahun 2021) ini tetap merendah.
“Hujan sangat membantu. Mungkin itu bagian dari rezeki kami,” kata Imran dalam konferensi pers virtual setelah pertandingan di Jakarta.
Hujan deras turun selepas menit ke-60 yang membuat lapangan dan bola menjadi licin.
Hal itu mengganggu konsentrasi pemain Persija dalam membendung dua tendangan bebas gelandang PSIS Jonathan Cantillana yang pada akhirnya menciptakan kemelut dan menghadirkan gol-gol melalui Hari Nur Yulianto pada menit ke-71 dan bunuh diri pemain Persija Rohit Chand pada menit 88.
Meski demikian, Imran menegaskan alasan utama PSIS mengimbangi Persija adalah semangat dan kerja keras para pemainnya.
Mereka bertarung tak kenal lelah sampai akhir. “Laskar Mahesa Jenar” berkomitmen penuh di lapangan dan menjalankan instruksi pelatih dengan baik.
“Saya mengapresiasi semua pemain. Jika harus memilih ‘man of the match’, saya menunjuk semua nama yang bermain pada malam ini,” tutur Imran.
Dia melanjutkan, satu faktor lain yang tak kalah vital dalam menentukan hasil laga adalah pergantian taktik.
Pada babak pertama, PSIS bermain langsung ke depan. Namun, usai jeda, dia meminta pemainnya memadukan taktik itu dengan umpan-umpan pendek. Strategi tersebut menghasilkan situasi sepakan bebas yang berbuah dua gol PSIS.
“Pada babak kedua, saya minta anak-anak bermain dari kaki-kaki. Bola baru diarahkan umpan jauh langsung ke depan ketika ada peluang. Alhamdulillah pemain bisa menjalankan dengan baik,” kata Imran.
Bek PSIS Alfeandra Dewangga mengakui dia dan rekan-rekannya tak bermain baik pada babak pertama.
Mereka gagal mengantisipasi bola-bola mati yang membuat Persija mencetak gol melalui sundulan Otavio Dutra setelah memanfaatkan tendangan sudut Riko Simanjuntak.
“Pada babak kedua, kami mulai mencegah Persija mendapatkan bola mati dan melepaskan umpan silang. Alhamdulillah kami bisa mencuri satu poin. Namun ke depan kami harus memperbaiki konsentrasi,” kata Alfeandra. (RM-02/RM-03)
Discussion about this post