Oleh Hendra Lapandewa, Sekbid Hikmah PC IMM Kota Ambon
Referensimaluku.id,- Kerukunan antara umat beragama yang perlu dirawat, dijaga dan dilestarikan, karena identitas menerima perbedaan pendapat, menekan kekerasan antara umat beragama merupakan suatu langkah penyempurnaan keimanan. Kita telah menengok ke belakang bagaimana Ambon yang dulunya menjadi kota konflik kekerasan antara umat beragama yang berdampak terhadap ketidak akuran antara masyarakat. berangkat dari kondisi sosial itu kemudian menjadi suatu tanggung jawab bagaimana menjahit perbedaan agama untuk suatu keberagaman menjadikan kota Ambon manise. potong dikuku rasa didaging, Katong samua Basudara, sagu salempeng patah dua, Ale rasa Beta rasa, tidak luput dari peran-peran kepala daerah, tokoh agama, harmonisasi birokrasi, elemen pemuda dan tokoh masyarakat selalu menjaga mengkondisikan agar relasi antar umat dalam beragama menjadi sesuatu yang istimewa dan indah yang perlu dibangun. Mengutip perkataan Abdul Mu’ti Toleransi Otentik yakni Toleransi ini terdiri atas lima sikap. Pertama, menyadari adanya perbedaan agama dan keyakinan. Kesadaran ini ditunjukkan oleh sikap terbuka terhadap identitas diri dan keyakinan. Tidak ada usaha menutupi. Kedua, memahami perbedaan yang ditunjukkan oleh sikap dan minat belajar agama lain, baik persamaan maupun perbedaan. Tanpa harus menjadi agamawan, sikap ini ditandai oleh keberanian memahami agama dari sumber utama, bukan interpretasilahiriah pengamalan agama. Ketiga, menerima orang lain yang berbeda agama. Sikap ini ditunjukkan dengan penghormatan atas keyakinan dengan tetap menjaga kemurnian akidah, menghindari sinkretisme atau pluralisme yang menyamakan semua agama. Keempat, memberikan kesempatan dan memfasilitasi pemeluk agama lain untuk dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinannya. Termasuk dalam sikap ini adalah mempermudah pendirian tempat ibadah, bukan mempersulit dengan alasan birokratis-politis. Kelima, membangun kerja sama dalam hal-hal yang merupakan titik-temu ajaran dan nilai-nilai agama yang bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa. Misalnya kerja sama dalam bidang anti korupsi, penyalahgunaan narkoba, perdagangan manusia, pengrusakan lingkungan hidup dan sebagainya.
Kata Abdul Mu’ti kemudian jelas kepada contoh keteladanan terbingkai dalam keakraban antara kedua pimpinan Kepala Daerah dapat merekonstruksi bahwa Ambon Kota aman dan toleran bagi semua orang tanpa perbedaan warna kulit, suku, agama, jenis kelamin sebagai keluhuran martabat sebagai manusia. Contoh keteladan toleransi bukan dibangun atas citra diri dalam melanggengkan kekuasaan semata dan sebatas sebagai pejabat birokrasi dan politik, seperti ucapan-ucapan saat perayaan hari-hari keagamaan tertentu tetapi contoh kedua pimpinan kota Ambon mengubah Ambon menjadi kota toleran dibawah tangan dingin Walikota dan Wakil Walikota Ambon yang dulunya dikenal sebagai kota yang rawan konflik antara umat beragama namun kemudian telah diubah menjadi kota yang aman dan damai serta toleran.
Saya sangat mengapresiasi atas capaian prestasi menjelang HUT Kota Ambon yang ke 446 kota Ambon dibawah kepemimpinan Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler sebanyak 107 dan mungkin sudah lebih dari pada itu ada salah satu yang menarik yakni penerimaan Awards sebagai Kota Ambon merupakan Kota Toleransi. (*)
Discussion about this post