Referensimaluku.id.Ambon – Tinggal beberapa hari lagi kontingen Maluku bertolak dalam empat kloter ke tanah Papua melakoni pertandingan dan perlombaan di panggung Pekan Olahraga Nasional (PON) XX-2021. Sesuai jadwal Panitia Besar (PB) PON XX event olahraga akbar nasional empat tahunan itu dihelat pada 2 Oktober 2021 dan pembukaannya dilakukan Presiden RI Joko Widodo. PON XX rencananya digelar pada September 2020, namun karena pandemi virus korona (Covid-19) akhirnya baru dilaksanakan pada Oktober 2021.
Jika provinsi macam tuan rumah Papua, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku Utara dan provinsi-provinsi lain di Tanah Air sudah lebih dulu mengumumkan besaran bonus kepada atlet dan ofisialnya, justru di Maluku tidak demikian. Sampai dengan keberangkatan pada pertengahan September 2021 Pemerintah Provinsi Maluku di bawah rezim Gubernur Murad Ismail dan Wakil Gubernur Barnabas Orno mereka belum jua mau mengumumkan besaran bonus pada atlet Maluku peraih emas, perak dan perunggu di PON XX Papua. Padahal, Murad merupakan tipikal pemimpin yang humanis dan sangat memedulikan pembinaan dan menghargai jerih payah atlet Maluku.
Mau bukti? Masih segar dalam ingatan kita beberapa hari sebelum perhelatan PON XIX 2016 Jawa Barat persisnya di Lantai V Mess Maluku di Jakarta Pusat, Murad yang saat itu masih menjabat Kepala Korps (Kakor) Brigade Mobil (Brimob) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia rela menyumbangkan Rp 100 juta dari kantong pribadinya pada atlet-atlet Maluku yang akan berlaga di PON XIX Jawa Barat. Saat itu di hadapan kontingen Maluku Murad tegaskan apa yang dia berikan merupakan komitmen pribadinya yang tulus untuk Maluku dan atlet-atlet Maluku. ’’Kalau orang tanya Beta rasa cinta beta kepada Maluku diukur dengan karat emas, maka beta mau bilang kalau orang lain mungkin 23 karat, tapi beta cinta Maluku itu 24 karat, asli,’’ tegas Murad dengan gagah.
Murad lalu memberi motivasi akan memberikan bonus kepada atlet peraih medali di PON XIX Jawa Barat dari kantong pribadinya. Semua janji itu ditepati Murad. Sekembalinya atlet Maluku, Murad mengundang makan malam di rumah pribadinya di kawasan Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Maluku. Sehabis makan malam Murad langsung memberikan amplop kepada seluruh atlet yang meraih medali di PON XIX Jawa Barat. Artinya, Murad bukan tipikal pemimpin yang pandai menebar janji atau bukan tipikal Pemberi Harapan Palsu (PHP). Dia tegas, kasar, keceplosan, tapi murah hati dan berhati emas. Istilahnya jangan melihat seseorang dari penampilan lahiriah. Jangan membaca sebuah buku dari sampulnya saja. Teroboslah ke dalam. Masuklah ke dalam hati supaya dapat menyelami hati.
Lalu kenapa Murad belum mau mengumumkan bonus atlet-atlet Maluku pada khalayak dan DPRD Provinsi Maluku?. Menyimak pernyataan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Maluku Sandi Wattimena jika bonus tetap ada yang nilanya tak akan beda jauh dengan apa yang diberikan pada atlet di PON XIX Jawa Barat, khalayak berkesimpulan bonus tetap ada tapi sengaja tidak ingin diberitahukan. Mengapa Pemprov Maluku engan memberitahukan jumlah bonus atlet tersebut? Jawabannya sederhana karena diduga kuat Murad tidak memercayai ketulusan pengurus KONI Maluku masa tugas 2017-2021. Usulan anggaran Rp 16 miliar yang disetujui Pemprov tak lantas membuat Murad percaya begitu saja. Banyaknya kritikan-kritikan tentang kinerja buruk pengurus KONI Maluku menjadi alasan mengapa Murad enggan mengumumkan besaran bonus hingga saat ini. Satire soal KONI Maluku telah ’’salah urus’’ dan diurusi ’’orang-orang salah’’ menjadi perangkum kekecewaan dan ketidakpercayaan Murad terhadap kepengurusan KONI Maluku yang sudah demisioner ini.
Perilaku arogan dan eksklusivisme oknum-oknum pengurus KONI Maluku secara tidak langsung juga memperlebar jurang komunikasi antara Murad dan pengurus KONI Maluku.
Latar belakang Murad sebagai seorang ’’Bhayangkara Negara Sejati’’ praktis dia takkan memercayai begitu saja ‘mulut manis berujung racun’ oknum-oknum pengurus KONI Maluku yang menjadikan atlet sebagai ’’tumbal keserakahan’’ di balik pengelolaan dana hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Maluku. Makanya terlalu naïf menyalahkan Murad, sebab Murad tahu bagaimana mengobati duka lara atlet Maluku. Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang? Ah, itu hanya lirik sebuah lagu yang dinyanyikan mendiang Ebiet G.Ade. Tanyakan pada Pengurus KONI Maluku? Ah, percuma juga. (RM-02)
Discussion about this post