Referensimaluku.id.Ambon- Atmosfer pembinaan olahraga di Maluku masih diselimuti awan gelap kemunafikan dan keserakahan. Organisasi olahraga yang semestinya dihuni sosok-sosok setia dan tulus mengabdi,ternyata dibelokkan tujuan para pengurus yang berkomplot mencari makan dan menambah sedikit pendapatan setelah pensiun berdinas sebagai pegawai negeri dan karyawan swasta. Potret buram itu begitu tampak dalam kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku masa pengabdian demisioner 2017-2021.
“Saya kaget juga kalau baca berita-berita soal honor pengurus KONI Maluku dan anggota Satgas PON XX jauh lebih besar dari atlet dan pelatih. Bukankah honor atlet dan pelatih harus lebih besar dari pengurus KONI Maluku dan Satgas. Berarti orang masuk KONI Maluku hanya untuk mencari sesuatu dan bukan atas dasar pengabdian membantu atlet dan meningkatkan prestasi olahraga Maluku,” kritik pemerhati olahraga Maluku Corneles Lakotany kepada referensimaluku di Ambon, Selasa (31/8).
Lakotany berujar KONI Maluku telah salah mengurusi olahraga dan diurusi orang-orang yang salah. “Kalau saya lihat KONI Maluku saat ini diatur juga oleh para pensiunan yang memang sudah tak produktif lagi, padahal KONI Maluku harus diurusi orang-orang yang tulus mau mengabdi. Artinya tanpa honor sekalipun mereka mau tetap bekerja karena memang dasarnya mau mengabdi. Tapi faktanya di KONI Maluku komitmen seperti itu tak ada,” kecam mantan anggota DPRD Kota Ambon dari Partai Golongan Karya.
Menurut Lakotany ketidakjelasan jumlah bonus bagi peraih medali di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua dapat saja diakibatkan ketidakpercayaan rezim Gubernur Maluku saat ini terhadap mentalitas dan ketidaktulusan pengurus KONI Maluku. “Yang saya lihat karena KONI Maluku ini ternyata telah salah diurus dan diurus orang-orang yang salah, makanya berapa pun anggaran yang disetujui Pemerintah Provinsi Maluku tak akan mencukupi. Mungkin saja kondisi ini yang menyebabkan Pemprov tidak merestui jumlah bonus atlet yang disodorkan pengurus KONI Maluku,” paparnya.
Sejumlah pegiat media sosial (netizen) mengungkapkan dari waktu ke waktu selalu terjadi ketidakadilan dan pemotongan hak-hak atlet oleh pengurus KONI Maluku. “Dari waktu ke waktu manajemen KONI Maluku selalu amburadul dan kacau balau. Bayangkan mulai soal menu bubur menado dan ikan asin serta honor Satgas PON dan pengurus KONI Maluku lebih besar dari honor atlet dan persolan lain di depan mata.
Untuk apa ada pengurus KONI Maluku kalau justru tambah rumit urus atlet. Lebih baik ganti pengurus-pengurus yang ada,” cetus Iwan, salah satu netizen sebagaimana dikutip media ini. Ke depan, saran Iwan, perekrutan pengurus KONI Maluku harus mempertimbangkan mentalitas figur dan tujuan utama masuk pengurus KONI setempat. “Perlu selektif memilih pengurus KONI Maluku,” saran Iwan. (RM-02)
Discussion about this post