Referensimaluku.Id.Ambon – Di tengah pandemi virus korona (Covid-19) yang kian memperburuk kemampuan ekonomi masyarakat menengah ke bawah, masih saja ada spekulan dan oknum-oknum tertentu di perusahaan minyak nasional dan Maluku yang menarik untung sembari mencekik masyarakat ekonomi lemah.
Saat ini di Kota Ambon, Maluku, dan sekitarnya, terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan pertalite. Premium hanya ditemukan atau dijual di Stadion Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pohon Puleh, Kecamatan Nusaniwe dan SPBU Passo, Kecamatan Baguala.
Kelangkaan itu sudah terjadi sejak keluarnya PLK pada kurun tiga bulan silam. Yang disesalkan masyarakat terutama pengemudi roda dua dan roda empat pelayanan terhadap penyediaan atau penjualan premium di dua SPBU itu dibatasi waktu hanya dua kali dalam sehari dan waktu pengisian dibatasi hanya dua jam. Masyarakat berharap sekalipun ada pembatasan waktu pengisian, akan tetapi premium tetap tersedia dan stoknya aman. Di bagian lain Pemerintah Kota Ambon berupaya menaikan tarif angkot di saat pengemudi angkot sulit mencari dan melayani penumpang di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kondisi miris ini yang memantik reaksi ratusan pengemudi angkot di Ambon menggelar demo dan aksi mogok pada pemerintah. Demo digelar di gedung DPRD Kota Ambon dan Balai Kota Ambon. Sedangkan mogok massal pengemudi angkot terjadi di beberapa titik seperti di Jalan Said Perintah, Jalan AM Sangaji, Jalan Rijali di Kecamatan Sirimau dan di dekat Jembatan Merah Putih di Poka dan Bundaran Patung Johanis Leimena di Poka, Kecamatan Teluk Ambon. “Katong su paleng susah gara-gara PPKM baru minyak jua susah dan tambah lai pemerintah mau kasi nae harga oto. Pemerintah ni dong seng pung perasaan,” keluh Ongen, salah pengemudi angkot Kudamati sebagaimana dikutip referensimaluku di sela-sela aksi mogok para sopir angkot di jalan Said Perintah, Kamis (26/8).
Ongen mendesak pemerintah menindak para spekulan minyak yang menyebabkan terjadi kelangkaan premium dan pertalite akhir-akhir ini. “Pemerintah harus tegas par orang-orang yang cari untung gara-gara bensin deng pertalite su mulai susah skarang nih. Kasihan Katong jua,” protes pria 40an tahun itu.
Di lain kesempatan Sulaiman, salah satu sopir angkot Hatu juga kecewa akibat Kelangkaan bensin dan pertalite dan rencana kenaikan tarif angkot. “Bayangkan saja saat ini saja Katong susah cari penumpang baru minyak susah. Wakil rakyat dong biking apa saja,” kritik dia.(RM-04/RM-05)
Discussion about this post