Referensimaluku.id.Ambon- Persiapan rutin atlet-atlet Maluku ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua ibarat ironi. Dibebani target meraih delapan emas di PON XX tentu bukan perkara mudah di tengah pandemi virus korona (Covid-19).
Di bagian lain Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku melempar kesalahan ke Pemerintah Provinsi Maluku karena rancangan anggaran sebesar lebih kurang Rp. 10 miliar untuk kebutuhan kontingen daerah ini di PON XX termasuk bonus peraih medali belum disetujui dengan alasan ada refocusing anggaran akibat pandemi Covid-19.
Untuk apa pula atlet dibebani raihan emas sekian jika tak diimbangi bonus yang layak. KONI Maluku mematok Rp 200 juta untuk peraih emas, Rp. 150 juta untuk perak dan Rp.100 juta bagi peraih perak. Hingga tersisa waktu persiapan lebih kurang dua bulan ke depan, Pemprov Maluku masih bungkam soal besaran bonus bagi atlet peraih medali di PON Papua.
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Maluku Anos Yermias menegaskan bonus merupakan keniscayaan bagi Pemprov Maluku untuk dipenuhi sebab atlet akan berjuang susah payah untuk keharuman daerah ini di PON Papua.
“Bonus itu penting bagi atlet dan juga pelatih sebab dengan bonus akan memberikan motivasi bagi atlet untuk berprestasi dengan baik di PON Papua,” kata Anos kepada Referensi Maluku via ponselnya, Jumat (13/8). Anos khawatir dengan tidak jelasnya pengumuman besaran bonus bagi atlet peraih medali akan melecutkan semangat tanding atlet daerah ini di PON Papua.
“Semoga saja kekhawatiran saya ini tak terjadi,” paparnya. Sebelumnya Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Maluku Sandi Wattimena memastikan Pemprov Maluku akan tetap memberikan bonus pada waktunya. “Bonus pastilah diberikan pemerintah daerah. Yang utama berjuang untuk kebesaran daerah ini di PON Papua,” kelitnya kepada pers belum lama ini. (RM-03/RM-05)
Discussion about this post