Referensimaluku.id-Ambon,- Kehadiran Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno dan Plh Sekda di Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Kampus Talake, Senin (09/08/21) dengan nomor plat polisi DE 2 tersebut menimbulkan sejumlah tanda tanya dibenak publik dan kalangan masyarakat Maluku terkait apa yang dilakukan dan dibicarakan orang nomor dua tersebut walaupun status Orno memang sebagai Ketua Ikatan Alumni UKIM.
Kehadiran Orno mungkin melakukan konsolidasi dan urusan internal pribadi dan Provinsi terkait pembangunan UKIM dan daerah ini kedepan, namun sebagian kalangan menduga bahwa Orno sengaja diutus untuk meredam kemarahan publik terkait langkah Murad Ismail selaku Gubernur Maluku yang memberikan surat rekomendasi pemilihan rektor UKIM kepada Dr. Drs, Josephus Noya, M.Si yang sekarang memegang jabatan Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat UKIM untuk dicalonkan sebagai Rektor UKIM Periode 2021-2025.
Orang nomor satu dan Jenderal Bintang dua itu menilai bahwa Noya memiliki intregitas, kredibilitas, dan kapasitas yang sangat baik untuk memimpin UKIM kedepan, bahkan menurut Murad melalui surat saktinya yang dilayangkan kepada Ketua Yayasan Perguruan Tinggi GPM, Ketua Sinode dan Senat UKIM, bernomor 424/2364 tertanggal 26 Juli 2021 itu meyakini Noya bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaran pemerintah yang bersih (good governance and government).
Namun menurut sebagain kalangan manuver Murad Ismail itu semata hanya untuk mengamankan kepentingan pribadi dan kepentingan politiknya menjelang 2024, apalagi posisi Murad bukan hanya sebagai Gubernur Maluku namun juga sebagai Ketua DPD PDIP Maluku, sehingga hubungan dekat Noya dengan Murad tentu akan menimbulkan sikap balas jasa jika terpilih nanti sebagai Rektor UKIM, walaupun nanti sekalipun Noya memang memiliki hubungan yang sangat baik ketika melakukan program kerja sama sebagai mitra pemerintah untuk memajukan UKIM kedepan nanti.
Reaksi keras untuk menantang surat sakti Murad tidak hanya datang dari publik di luar UKIM, namun Senat Mahasiwa UKIM juga turut bersuara lantang bahka meminta kepada Gubernur Maluku untuk mempertanggungjawabkan surat rekomendasi tersebut yang dinilai sudah mencampuri internal UKIM. Berbapai spanduk pun bertebaran di media sosial untuk mengajak mahasiswa lain melakukan aksi demo masal dengan slogan “Selamatkan UKIM dari Intervensi Pengaruh Politik Praktis,”. Langkah ini dinilai oleh para mahasiswa untuk menjaga independensi UKIM sekaligus memulihkan nama Kampus tersebut.Namun sampai berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari Gubernur untuk menyikapi isu yang bereder akibat bocornya surat sakti tersebut. (RM-05)
Discussion about this post