Referensimaluku.id.Ambon- Keberadaan Satuan Tugas (Satgas) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Maluku justru membawa blunder di tengah khalayak olahraga di daerah ini. Jumlah personel-personel Satgas PON XX Maluku yang tak rasional mengakibatkan pemborosan anggaran daerah apalagi honor mereka yang fantastis berkisar Rp.3-4 juta per orang untuk tiap bulannya. Sudah begitu, oknum-oknum Satgas PON XX Maluku diisi pensiunan-pensiunan pegawai negeri sipil dan swasta yang kadung tak punya penghasilan lain selain mengurusi kebutuhan atlet dan pelatih menuju PON XX di Papua pada awal hingga medio Oktober 2021.
Praktisi olahraga Maluku Heygel Tengens menuding personel-personel Satgas PON XX Maluku tidak tahu malu. “Bagi Beta Satgas (PON XX Maluku) seng tahu malu. Dong bicara seakan-akan yang dong bilang itu batul,” kritik Heygel kepada referensimaluku via ponsel dari Jakarta, Selasa (3/8). Heygel mengungkapkan lazimnya Satgas PON dibentuk setelah tuntas pelaksanaan babak kualifikasi PON atau Pra PON.
“Lazimnya setelah bentuk TC PON baru Satgas bisa berperan, bukan sebaliknya Satgas mendampingi atlet saat Pra PON,” herannya. Sekalipun diperkuat sejumlah orang profesional, namun tuding Heygel, Satgas PON XX Maluku tidak diperkuat sosok-sosok tulus yang mau berkorban anggaran pribadi untuk membangun olahraga Maluku. “Jadi budaya yang diterapkan di KONI Maluku dan Satgas PON Maluku saat ini adalah budaya seng tahu malu. Anggaran hibah olahraga dikelola untuk urusan kelompok dan membangun citra diri.
Atlet dan pelatih tuntut bonus,tapi pengurus KONI Maluku justru ingin kembalikan uang sisa ke pemerintah daerah. Apa-apaan ini,” kecam pria yang selama 34 tahun berkorban segalanya bagi olahraga Maluku. Heygel menyebutkan tidak ada yang keliru jika masyarakat menuding KONI Maluku tidak punya hati dan Satgas PON XX Maluku hanya mencari makan di olahraga. “Kalau Satgas PON itu diisi sosok-sosok yang tulus, tidak dikasih honor sekalipun mereka tidak akan ribut atau tidak ancam mundur, tapi yang terjadi kan seperti yang masyarakat lihat sikap dan perilaku Satgas PON XX Maluku selama ini.
Masalahnya bukan terletak pada orang-orang profesional di Satgas, tapi semuanya terletak pada komitmen apakah Satgas mau bekerja maksimal atau tidak jika dikasih honor yang kecil dan memang harusnya begitu. Terhadap pertanyaan ini mungkin hanya satu atau dua orang saja yang mampu menjawabnya. Ingat ya yang berlaga di PON Papua itu atlet dan bukan pengurus KONI Maluku atau Satgas PON. Sekalipun tanpa Satgas dan KONI Maluku atlet tetap bertanding atau berlomba di PON Papua. Satgas dan pengurus KONI Maluku harus bertugas melayani atlet dan pelatih dan bukan sebaliknya Pengurus KONI Maluku dan Satgas meminta dilayani karena urus atlet dan pelatih. Pola pikir kacau balau ini yang buat prestasi olahraga Maluku tetap terpuruk dari waktu ke waktu,padahal kita ini salah satu dari delapan provinsi yang bentuk Negara Indonesia pada tahun 1945,” papar Direktur SSB Amboina.
Di bagian lain Wakil Ketua Forum Penyelamat Olahraga Maluku (FPOM) Domi Alexander menyatakan selama puluhan tahun olahraga Maluku diurusi pemangku kepentingan olahraga yang tidak tulus dan hanya mengejar materi serta membangun pencitraan. “Saya khawatir olahraga kita akan terpuruk lagi di PON Papua karena diurusi orang-orang yang salah,” terang dia melalui ponsel, siang tadi. Domi berharap problematika atlet dan Satgas PON XX menjadi kajian serius Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno selaku Chief de Mission Kontingen PON XX Maluku sebelum keberangkatan ke tanah Papua pada awal September 2021. “Jika pemerintahan ini serius ingin bangun olahraga, maka masalah yang ada harus dituntaskan sebelum kontingen Maluku pergi ke Papua,” anjurnya. (RM-01/RM-03)
Discussion about this post