Referensimaluku.id.Ambon- Chintya Tengens Kastanya tak hanya dikenal presenter jejak petualang Trans7. Namanya sudah terpahat indah pada daftar wanita pendaki gunung-gunung tertinggi di Indonesia. Putri bungsu pasangan Heygel Tengens dan Hilda Kastanya adalah wanita pertama “penakluk” puncak Gunung “Cartensz Pyramid” di Papua.
Dara manis jebolan SMA Negeri 1 Ambon itu sukses menaklukkan gunung tetinggi di Indonesia itu persis pada peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, 17 Agustus 2016 atau lima tahun silam. ”Waktu itu Beta (saya) butuh waktu sekitar 12 jam sebelum berada di Cartensz Pyramid. Seng bisa (tak dapat) diukur dengan kata-kata ketika Beta (saya) sampe (sampai) di Puncak Cartensz Pyramid,” ungkapnya bahagia kepada penulis, Minggu (17/7/2021).
Chintya menguraikan misi menaklukkan gunung setinggi 4.884 meter dari permukaan laut (mdpl) itu sudah dirancang sejak dia sukses menaklukkan Gunung Tambora pada dua bulan sebelumnya. ”Gunung Tambora di NTB, Gunung Bromo di Jawa Timur, Gunung Kinatibu Maluku Utara, Gunung Ciparay di Jawa Barat hingga Gunung Tidar di Jawa Tengah, berhasil Beta (saya) taklukkan dan Puncak Cartensz di Papua juga berhasil Beta (saya) daki,” urainya.

Kesuksesan menaklukkan sejumlah puncak gunung tertinggi di Tanah Air kian menebalkan asa Chintya terus berpetualang di alam bebas. ”Beta (saya) akan tetap berpetualang di alam bebas,” imbuhnya.Saat berada di Puncak Cartensz, kisah Chintya, tubuhnya langsung letih karena menempuh perjalanan yang panjang nan berliku dan sangat berisiko.
“Cuacanya sangat dingin, tidak ada tempat untuk berlindung. Katong (Kami) terpaksa bakar semua peralatan yang Katong (kami) bawah, termasuk jaket, celana hingga sepatu. Supaya hangat, Katong (kami) terpaksa bakar barang bawaan. Ini katong (kami) lakukan supaya bisa bertahan hidup,” tuturnya.
Chintya menjelaskan dari puluhan orang yang bermisi serupa menaklukkan Cartensz Pyramid hanya empat orang termasuk Chintya yang sukses menjamah puncak tertinggi di Indonesia itu.
” Bayangkan saja dari puluhan orang yang mendaki, hanya katong (kita) empat orang yang berhasil capai puncak, termasuk Beta (saya) Lebih bahagia karena waktu itu berbarengan dengan momentum peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia,” ujarnya.
Chintya masih menyimpan banyak misi di tahun-tahun mendatang. Salah satu obsesinya menaklukkan Mount Everest setinggi 8848 mdpl. ”Prinsipnya, puncak gunung bukan untuk ditaklukkan, tapi kami bersahabat dengannya,” bilangnya.
Saat ini Chintya masuk dalam tim khusus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendata dan memberikan bantuan bagi daerah-daerah terdampak bencana alam,seperti Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku dan daerah lain di Tanah Air.
Sebelum itu Chintya masuk staf Teten Masduki di Sekretariat Negara. Teten saat ini menjabat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM).

Heygel Tengens, sang ayah Chintya mengaku sempat melarang melarangan keras putrinya ikut olahraga di alam bebas itu.” Beta (saya) sudah larang dia, tapi Chintya itu wataknya cukup keras sehingga Beta (saya) seng ( tidak) bisa berbuat apa-apa,” akui Heygel yang pernah masuk nominator Pembina Olahraga Maluku terbaik versi SIWO-PWI Maluku pada akhir 2000an itu kepada penulis langsung dari Jakarta, Minggu (17/7).
Kendati begitu, Heygel yang juga Direktur Sekolah Sepakbola Amboina ini selalu mengingatkan puterinya berhati-hati dalam beraktivitas, karena bermain di alam bebas sangat berisiko cedera.
”Puji Tuhan, setiap misi yang dia jalani selalu berhasil sesuai rencana,” tutup pelatih sepakbola pelajar Maluku di Popnas 1993,1995 dan 1997 dan pelatih pelatih pelajar Maluku di Arafura Youth Games 1997.
Discussion about this post