Referensimaluku.id.Ambon-Kacau balau sudah pemerintahan di Maluku jika urusan pribadi isteri pejabat melumpuhkan pelayanan publik bagi khalayak banyak.
Potret buram ini tampak saat manajemen KSOP Penyeberangan Waipirit-Hunimua dan Dinas Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Barat terpaksa membiarkan calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan kapal feri Rokatenda hingga lebih kurang lima jam hanya lantaran kapal feri penyeberangan Waipirit, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku menuju Hunimua, Pulau Ambon, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, wilayah yang sama, diperintahkan menanti kehadiran isteri Gubernur Maluku Widya Murad Ismael dengan rombongan ibu-ibu sehabis bersenang-senang di Pantai Ora, Kecamatan Seram Barat, dan sejumlah desa dan dusun di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Seram Bagian Barat pada Jumat (25/6/2021).
Sejumlah calon penumpang menuturkan awalnya mereka melapor dan hendak membeli karcis (tiket) sekira pukul 17.00 WIT atau jam 5 sore waktu Kairatu. Ketika hendak membeli tiket petugas penjualan tiket Pelabuhan Waipirit menolak melayani calon penumpang dengan alasan ada rombongan isteri Gubernur Maluku yang akan menumpang kapal feri Terubuk, Sardinela, Rokatenda dan Inaleka.
Karena sudah lama menunggu calon penumpang mengamuk dan mempertanyakan alasan petugas pelayanan tiket Pelabuhan Waipirit menolak penjualan tiket penumpang. Awalnya petugas penjualan tiket Pelabuhan Waipirit beralibi mereka hanya diperintahkan pimpinan untuk tidak menjual tiket penumpang karena ada rombongan isteri Gubernur Maluku.
Selain calon penumpang biasa juga ada pasien sekarat calon penumpang feri Rokatenda dan Sardinela tengah dirawat darurat di mobil ambulans. Calon penumpang kian menumpuk tapi petugas penjual tiket penumpang tetap bersikeras menutup loket penjualan tiket penumpang. Keluarga pasien yang ingin mengantarkan anggota keluarga menjalani perawatan di Ambon, Maluku, juga mengeluh dan mengamuk petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Barat yang dinilai tak profesional dan tak berperikemanusiaan.
Didesak terus-menerus pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Barat dan KSOP Penyeberangan Waipirit beralasan baru jika air tengah surut sehingga empat unit kapal feri penyeberangan masing-masing Sardinela, Rokatenda dan Tanjung Kuako dan Inaleka urung diberangkatkan melayani penumpang. Beberapa calon penumpang tak puas dan mencibir petugas Pelabuhan Penyeberangan Waipirit-Hunimua.
“Kanapa kamong seng bisa siasati kondisi untuk mempercepat pelayanan ini. Biadab kamong samua,” semprot calon penumpang akibat geram sikap diam petugas Penyeberangan Waipirit-Hunimua. “Jang cuma tagal pejabat pung istri lalu masyarakat setengah mati tunggu jam-jam di sini. Pejabat pung istri bajalang kan urusan pribadi,bukan urusan pemerintahan. Jang kasih susah Katong masyarakat macam bagini,” kecam calon penumpang di kala itu sebagaimana dikutip referensimaluku.id, Sabtu petang.
Di tengah calon penumpang juga ada anggota DPRD Maluku dan pejabat Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat. Calon penumpang baru dilayani penjualan tiket sekira pukul 19.00 WIT atau jam 7 malam waktu setempat. Kapal feri Rokatenda baru dioperasikan melayani penumpang tujuan Hunimua pada pukul 10 malam waktu setempat
Isteri Gubernur Maluku Widya Murad Ismael dan rombongan menggunakan jasa penyeberangan kapal feri Sardinela pada pukul 23.00 WIT atau jam 11 malam. Sudah sekian kali manajemen KSOP Penyeberangan Waipirit-Hunimua dan Dinas Perhubungan Seram Bagian Barat dikecam masyarakat calon penumpang dan pedagang asongan akibat pelayanan pilih kasih dan tidak profesional dalam pelayanan masyarakat. (RM-03/RM-04/RM-05)
Discussion about this post