Referensimaluku.id.Ambon. – Orang Maluku memang selalu terkoneksi kuat dengan Belanda dan timnas “De Oranje”. Khalayak lokal, nasional dan bahkan di Negeri Ratu Wilhelmina sendiri mengakui euforia orang Maluku setiap timnas Oranye menang pertandingan sepakbola di Piala Dunia (World Cup), Piala Eropa (Euro Cup) maupun event-event sepakbola internasional lainnya.
Tapi fenomena itu tak berarti orang Maluku tak mendukung penuh timnas-timnas negara lain. Selain Belanda, orang Maluku juga rindu berat untuk timnas Jerman, Italia, Portugal, Inggris, Spanyol di Euro Cup 2020 dan timnas Brazil, Argentina, Uruguay dan Chile di Copa America 2021.
Sekalipun tak sebanyak dan semilitan pendukung “The Flying Dutchman” di Ambon khususnya dan Maluku pada umumnya, namun fan fanatik “Der Panzer” juga tak kalah memesona dan solid. Timnas Oranye dan “Der Panzer” memang memiliki rivalitas tersendiri. Head to head kedua tim menyajikan Jerman selalu superior atas Belanda.
Aura persaingan kedua tim di lapangan hijau panggung sepakbola internasional kerap menggelayut di benak pendukung fanatik kedua timnas di Kepulauan Maluku (Moluccas, Molukken).
Saling ejek di media sosial (membullly) di antara kedua pendukung timnas di Ambon, Maluku, memang hangat terasa. Pada saat Jerman dipecundangi Perancis 0-1 di laga pembuka penyisihan Grup “neraka” F Euro Cup 2020, Rabu 16 Juni 2021, pendukung timnas Belanda mengejek dengan kalimat-kalimat :”Panzer su dapa tetu dari ayam jantan”, “Jerman pulang kampung”, “Empat bintang seng pake”, dan kata-kata satire lainnya.
Persis Jerman sukses menekuk timnas Portugal dengan skor 4-2 di laga kedua penyisihan Grup F Euro Cup tahun lalu yang baru dihelat tahun ini karena pandemi virus korona atau Covid-19 sekaligus “Der Panzer” membuka kans jawara “grup neraka” ini ke fase 16 besar , Minggu 20 Juni 2021 waktu Ambon, selain membullly pendukung setia Belanda di Medsos dengan tulisan-tulisan “Jerman makan patatas, Jerman masih di atas”, “Belanda tidur seng Sono dengar Jerman bantai Portugal”, “Jerman tunggu Belanda di tikungan jalan” dan kata-kata sarkastik lainnya, fans fanatik Jerman juga menggelar konvoi kemenangan di sejumlah titik di Ambon, Saparua, Masohi, Piru, Tual, Tiakur, Dobo, Saumlaki, dan desa-desa lain di Maluku.
Membentangkan bendera Jerman, pendukung timnas Jerman meneriakan yel-yel kebangsaan
“Uber Alles!”. Maksudnya, “Deutschland Uber alles!” (Jerman ras tertinggi di dunia). Jika Otto von Bismarck atau Adolf Hitler masih hidup, mungkin mereka akan berkata “Ale dong batu” bukan “darah” dan “besi”. Mental juara dan spesialis turnamen membuktikan tanpa Jerman sebuah turnamen sepakbola tak berkualitas dan kehilangan aura magisnya.
Tapi sebaliknya, tanpa Belanda, tak ada hiburan tentang total football yang indah dan menyejukkan mata. Tanpa Jerman dan Belanda, tak ada rivalitas abadi dalam sepakbola yang mampu menyihir para pendukung hingga ke luar Benua Biru, Eropa. Bahkan sampai di Maluku yang marga-marganya juga banyak terkoneksi dengan Belanda, Jerman, Portugis, Arab dan lainnya. Lebih baik kalah di atas pendirian daripada menang di atas kebohongan.Salam hormat dari fan Italia! (Rony Samloy)
Discussion about this post