Referensimaluku.id.Ambon, – Hingga Sabtu (19/6/2021) pagi, menu makan atlet Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 Maluku belum berubah. Masih tetap ikan asin. Sayurnya berubah, kangkung. Tahu isi masih jadi menu santapan lain.
’’Pagi ini katong makan nasi, ikan asin, dan sayur kangkung,’’ kata sumber-sumber referensimaluku.id yang menolak identitas mereka dipublikasikan. Informasi lain menyebutkan sejak awal ada pelatih cabang bela diri persiapan PON XX yang tidak merekomendasikan menu makan bubur menado, ikan asin, dan tahu isi. Akan tetapi, Satuan Tugas (Satgas) Pelatda PON XX Maluku bersikeras memberikan menu makan tersebut. ’’Satgas dong su bikin diri parsis tuangala, padahal kalau seng ada atlet, maka seng ada Satgas dan pengurus KONI Maluku,’’ keluh sumber-sumber itu.

Sumber-sumber terpercaya media online ini mempertanyakan komitmen Komisi IV DPRD Maluku mengundang pengurus KONI Maluku, Satgas Pelatda PON XX Maluku dan Pemerintah Provinsi Maluku membahas pemberian makan tak sesuai kebutuhan atlet yang sempat diviralkan media online ini selama sepekan terakhir. ’’Katong minta bapak-bapak dan ibu-ibu di DPRD Maluku cepat panggil Satgas Pelatda PON XX, pengurus KONI Maluku, dan Pemprov untuk bahas menu makan katong yang tak sesuai. Tiap hari makan ikan asin deng tahu lama-lama katong muntah,’’ desak sumber-sumber itu.
Di bagian lain setelah tersudut pemberitaan media online ini akhir-akhir ini, salah satu anggota Satgas Pelatda PON XX Maluku, Sonya Sahureka menuding pemberitaan media online soal pemberian bubur menado, ikan asin dan tahu adalah hoaks dan provokatif. Malahan, Sahureka merasa lucu dengan pemberitaan yang telah direspons Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nataniel Orno selaku Chief de Mission Maluku di PON XX Papua, Komisi IV DPRD Maluku, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Maluku Sandy Wattimena dan pemangku kepentingan olahraga lainnya di daerah ini.

’’Sudah beberapa hari ini baca berita di media social di Kota Ambon hati gili-gili. Danke basudara yang telepon dan WA beta. Biar seng pung pengalaman yang banyak dan masih awam, tapi masih punya pikiran yang waras. Hanya ’’orang gila’’ yang memberikan 4 bulan ’’rasa lidah’’ dengan sejenis selera pada 80 orang. Kami tidak sempurna, tapi kami masih punya hati. Cukuplah kalian yang mau adu domba untuk diadu. Jangan memutarbalikkan keadaan yang ada. Anak yang berprestasi jangan dijadikan tameng. Perbaiki kualitas dan cara berpikir dan tingkatkan naluri dalam membuat berita, sehingga menambah kecerdasan pembaca. Siapa biking bae pasti dapa bae. Sang Pencipta sangat adil,’’ tulis Sahureka di laman fesbuknya sebagaimana dikutip media online ini, hari ini.

Pembelaan diri oknum-oknum Satgas Pelatda PON XX Maluku dianggap sebuah kemunafikan. ’’Harus diingat ya kalau atlet itu harus diperlakukan bak ’Raja’ dan ’Ratu’’, sedangkan Satgas dan pengurus KONI Maluku itu pelayan. Jangan memutarbalikan posisi seakan-akan Satgas dan pengurus KONI Maluku itu ’Raja’ dan ’Ratu’ lantas atlet yang harus menjadi pelayan. Pola pikir kolonial ini yang selalu bikin Maluku terpuruk di berbagai bidang termasuk di bidang olahraga karena hak-hak atlet dikebiri tanpa rasa iba. Bukankah menu makan itu dikeluhkan sendiri oleh lebih dari satu atlet. Jangan mencari pembenaran.Akui kesalahan lalu perbaiki kinerja.

Jangan hanya cari untung lalu menjadikan atlet sapi perah,’’ kecam pemerhati olahraga Maluku Dominikus Alexander melalui ponselnya, Sabtu pagi. Dominikus mendesak Pemprov Maluku merivisi struktur Satgas Pelatda PON XX Maluku karena tidak profesional menerima keluhan atlet. ’’Sudah saatnya oknum-oknum Satgas diganti agar psikologis atlet tidak terganggu dalam persiapan mepet ke PON Papua,’’ desak Dominikus. (RM-02/RM-06/RM-03)
Discussion about this post