Referensimaluku.id-Ambon,- Mario Febrian Lawalatta, Fredy Lotel dan Salimin Ode sama-sama karyawan Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr Johanis Leimena. Hanya lantaran saling umpat berujung perkelahian tidak seimbang antara Lawalatta menghadapi Lotil dan Ode.
Tak terima dianiaya dua rekannya itu, Lawalatta menempuh jalur hukum melaporkan Lotel dan Ode ke Kepolisian Sektor Baguala di Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon. Atas laporan itu, polisi bergerak cepat dan akhirnya menahan Lotel dan Ode.
Saat ini Lotel dan Ode pasrah setelah mendekam lebih dari sepekan di ’’hotel prodeo’’ Polsek Baguala seraya menanti proses pelimpahan perkara kekerasan bersama terhadap orang dan penganiayaan ringan sebagaimana dimaksud dan diancam Pasal 170 ayat (1) KUHP juncto Pasal 351 ayat (1) KUHP ke kejaksaan negeri Ambon dan Pengadilan Negeri Ambon untuk disidangkan. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (23/5/2021) pukul 23.WIT berawal dari perayaan hari ulang tahun Direktur Utama RSUP Leimena di Rumah Makan Lateri Beach di Lateri, Kelurahan Lateri, Ambon. Perayaan berlangsung lancar dan aman di bagian dalam rumah makan di sekitar tempat resepsi tersebut. Acara begitu ramai dan ditutup pada pukul 11 malam waktu Ambon.
Ternyata suasana di bagian dalam dan di bagian luar restoran jauh berbeda. Entah darimana tiba-tiba muncul Lawalatta. Diduga ketika tiba di tempat perayaan ulang tahun Dirut RSUP Leimena, Lawalatta sudah terlebih dulu mengonsumsi minuman keras (miras). Setelah penutupan lokasi perayaan Lotel dan Ode melihat Lawalatta tengah membungkus makanan kemudian Ode menghampiri Lawalatta sehingga terjadi perdebatan dan saling umpat di antara Lawalata dan Ode, hingga Lawalatta keluar lokasi rumah makan Lateri Beach. Lotel yang juga menyaksikan kejadian lantas menyuruh Ode mengikuti Lawalatta sampai di mobil milik Lawalatta yang diparkir di seberang jalan rumah makan Lateri Beach untuk tidak memperuncing masalah atau membicarakan masalah agar diselesaikan baik-baik. Ode masih sempat mengetuk bagin kiri dan bagian kanan kaca pintu mobil Lawalatta dengan lembut dan sopan. Hanya saja, saat membuka pintu mobilnya, Lawalatta langsung mengamuk dan menyikut Ode, namun Ode menangkisnya sehingga mengena bagian dalam pergelangan tangan Lawalatta. Saat itu pula Ode langsung melayangkan pukulan dan mengena bagian kanan mata Lawalatta. Lantaran melihat Lawalatta sudah mengambil posisi untuk balik menyerang Ode, datang Lotel lalu melayangkan pukulan mengena bagian kanan mata Lawalatta. Setelah itu, Lotel mendorong Lawalatta hingga ke bagian depan Gedung Gereja Lahai-Roi agar tidak terlibat perkelahian dengan Ode maupun dirinya. Selang beberapa menit kemudian datang mobil Lawalatta yang dikendarai Alexander Salawane dan William Alfons yang selanjutnya mengevakuasi Lawalatta ke rumah sakit untuk divisum. Kasus ini awalnya dikira sudah diselesaikan. Namun informasi yang diperoleh menyebutkan diduga atas intimidasi salah satu Direktur RSUP Leimena, pacar Lawalatta yang juga karyawan RSUP Leimena dimanfaatkan untuk melaporkan perkara penganiayaan Lawalatta ke pihak kepolisian.
Keluarga pelaku menilai pihak RSUP Leimena terkesan melepas tanggung jawab di balik kasus ini. (RM-03/RM-05)
Discussion about this post