REFERENSIMALUKU.ID-Ambon, — Polresta Ambon dan Pulau-pulau Lease menetapkan AP (32), ML (43) dan FP sebagai tersangka kasus pengibar bendera Republik Maluku Selatan (RMS) di Desa Ulath, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah pada Sabtu (15/5).
“Mereka sudah ditetapkan tersangka setelah dibawah dari Polsek Saparua ke Polresta Ambon, Sabtu (15/5) petang,” kata Kasubag Humas Polrestas Ambon Ipda Izaac Leatemia saat dihubungi, Minggu (16/5) siang.
AP (32), ML (43) dan FP dijerat dengan pasal 106 KUHP dan atau pasal 110 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau 20 tahun penjara.
Kini, anggota Front Kedaulatan Maluku (FKM) yang berafiliasi dengan Republik Maluku Selatan (RMS) itu sudah diamankan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Polresta Ambon.
“Awalnya polisi menangkap AP (32) dan ML (43), namun setelah pengembangan bertambah satu berinisial FP, sehingga total tersengka menjadi tiga orang,” ucap dia.
Sebelumnya, AP (32) dan ML (42) simpatisan RMS ditangkap Polsek Saparua, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Mereka ditangkap setelah mengibar empat buah bendera RMS di Puncak HUT Pattimura yang ke-204 di Desa Ulath, Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah pada Sabtu (15/5).
“Penangkapan itu terjasi Sabtu (15/5) pukul 10.00 WIT setelah dua bendera berkibar disebuah pohon Mangga belakang rumah ape Manuputty pukul 02.30 WIT, dan dua lagi berkibar didepan rumah Sekretaris Negeri Ulath Wempy Telehala pukul 09.55 WIT,” kata Kapolsek Saparua AKP Roni F. Manawan, melalui keterangan resmi, Sabtu (15/5) petang.
Tim Regu Patroli Polsek Saparua yang dipimpin Kapolsek AKP Roni F. Manawan lalu menangkap AP (32) dan ML (42) dan barang bukti empat buah bendera RMS berukuran 2 meter kali 110 cm pukul 10.00 WIT.
Mereka, langsung digelandang menuju Polrrsta Ambon dan Pulau-pulau Lease dengan pengawalan bersenjata lengkap daru anggota Buser Polresta Ambon pada Sabtu (15/5) petang. (RM-04)
Discussion about this post